Rabu 07 Feb 2018 16:19 WIB

BI: Investasi Langsung Tetap Mengalir pada Tahun Politik

Indonesia dinilai tetap menarik bagi investor asing.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan pandangannya pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2018 di Jakarta, Rabu (7/2).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan pandangannya pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2018 di Jakarta, Rabu (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia meyakini Indonesia tetap menarik bagi investor dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal itu menyusul akan diselenggarakannya Pilkada dan Pemilu di Tanah Air.

Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo, menjelaskan, ada beberapa indikator Indonesia menjadi tujuan investasi. The Economist pada Januari 2018 menempatkan Indonesia sebagai negara lima besar yang meningkatkan belanja. Indonesia juga terdaftar sebagai lima negara dengan destinasi terbaik. "Selain itu, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) pada 2017 menempatlan Indonesiasebagai negara paling disenangi untuk investasi, " kata Agus saat memberikan paparan di acara Mandiri Investment Forum 2018 di Hotel Fairmount, Jakarta, Rabu (7/2).

Agus menambahkan, setelah mengalami Pemilu dengan damai selama dua dekade terakhir, BI percaya tahun politik pada 2018 ini akan memiliki dampak tidak terlalu buruk khususnya untuk investasi langsung (Foreign Direct Invetment/FDI). Sebab, berdasarkan riset, FDI tidak ditentukan oleh kondisi dalan negeri tetapi fundamental jangka panjang.

"Berdasarkan sebuah laporan, investasi lebih melihat target kualitas, kondisi makro ekonomi dan ketersediaan dana sebagai faktor untuk meningkatkan FDI. Stabilitas ekonomi yang tetap baik, Indonesia akan tetap menarik bagi investor," ujar mantan Menteri Keuangan periode Mei 2010-April 2013 tersebut.

Menurutnya, Bank Indonesia percaya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018akan lebih tinggi dari 2017 yang sebesar 5,1 persen menjadi 5,5 persen dengan defisittransaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) di kisaran 2 persen sampai2,25 persen.

Optimisme tersebut, kata dia, juga karena adanya permintaan eskternal yang baik. Sebab, Indonesia berharap pertumbuhan global tinggi khususnya ditopang dari negara berkembang. "Juga permintaan domestik meningkat, investasi meningkat, dan kami berharap FDI tetap tinggi di tengah-tengah tahun politik, " ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement