REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk pertama kalinya, PT Surveyor Indonesia berhasil menembus pendapatan Rp 1 triliun. “Tahun 2017, PT Surveyor Indonesia meraih prestasi yang sangat membanggakan, yakni berhasil meraih pendapatan Rp 1 triliun lebih. Pencapaian laba pun melampaui target,” kata Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (PTSI) Arif Zainuddin saat tampil di acara BUMN Marketeers Club priode yang diadakan di Gedung Surveyor Indonesia Jakarta, Rabu (31/1).
Ia menambahkan pendapatan Rp 1 triliun itu diraih setelah 20 tahun sejak PTSI dilahirkan kembali (tahun 1997). PTSI didirikan pertama kali tahun 1991. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mempunyai penugasan khusus, yakni melakukan pemeriksaan barang impor di luar negeri (preshipment inspection).
PTSI sempat mempunyai 17 cabang di luar negeri. Kantor cabang di dalam negeri berlokasi di Batam. Tahun 1997, penugasan khusus itu dicabut. PTSI lalu melakukan sejumlah diversifikasi produk jasa berbasis survey, verifikasi, monitoring dan konsultansi. Itu sebabnya kami menyebut tahun 1997sebagai tahun dilahirkannya kembali PTSI,” tutur Arif.
Saat ini, PTSI didukung 16 kantor cabang di dalam negeri, satu kantor cabang luar negeri di Singapura, dan 121 kantor proyek atau kantor perwakilan di seluruh Indonesia.
Ia menyebutkan, tahun 2018 PTSI ditargetkan oleh pemegang saham (pemerintah) untuk meningkatkan pendapatan maupun labanya. “Pendapatan dipatok naik 20 persen, sementara laba ditargetkan meningkat 27 persen,” ujarnya.
Ia mengaku optimistis dapat mencapai target pendapatan maupun laba tersebut. “Bismillah, dengan segala daya upaya dan dukungan sumber daya yang kami miliki, insya Allah target pendapatan dan laba tersebut dapat kami capai. Kami optimistis,” tegas Arif.
Chairman dan Founder MarkPlus Inc, Hermawan Kartajaya yang tampil membuka acara tersebut sekaligus menjadi pemandu acara mengapresiasi prestasi PTSI meraih pendapatan Rp 1 triliun.
“Selamat kepada PT Surveyor Indonesia yang berhasil menembus pendapatan Rp 1 triliun pada tahun 2017. Ini prestasi yang sangat baik, dan harus terus ditingkatkan pada masa-masa yang akan datang,” papar Hermawan Kartajaya.
Arif mengemukakan, PTSI fokus pada penguatan empat sektor, yakni institusi kelembagaan, infrastruktur, mineral dan batubara, serta migas dan sistem pembangkit. “PTSI melayani lima jenis layanan jasa, yakni suvei, inspeksi, verifikasi, konsultansi dan sertifikasi,” papar Arif Zainuddin. N