Rabu 31 Jan 2018 15:27 WIB

Industri Smelter RI Dapat Tambahan Investasi Rp 40,173 T

Investasi baru ini akan menambah kapasitas produksi nasional.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri smelter di Indonesia mendapat tambahan investasi baru senilai 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 40,173 triliun (kurs Rp 13.391 per dolar AS) pada awal tahun ini. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto memaparkan, tambahan investasi tersebut antara lain berasal dari PT Fajar Bhakti Nusantara di Gebe, Papua Barat, yang melakukan ekspansi pabrik nickel pig iron senilai 350 juta dolar AS.

Selain itu, perusahaan asal Cina, Virtue Dragon, yang berinvestasi di Konawe, Sulawesi Tenggara, juga melakukan perluasan pabrik ferronickel senilai 2,5 miliar dolar AS. Sedangkan, PT Kalimantan Surya Kencana menggelontorkan dananya sebesar 135 juta dolar AS untuk pembangunan pabrik baru pengolahan tembaga.

"Investasi baru ini akan menambah kapasitas produksi nasional sekaligus meningkatkan ekspor produk yang dihasilkan industri smelter," kata Harjanto, lewat keterangan tertulis, Rabu (31/1).

Ia meyakini, dengan adanya tambahan investasi, serta membaiknya harga komoditas seperti batubara dan feronikel, industri smelter di Indonesia akan terus tumbuh positif.

Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) juga optimistis dengan prospek pertumbuhan industri smelter di tahun 2018. Ketua Umum AP3I Prihadi Santoso memprediksi ekspor akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan dari pasar Eropa.

"Negara-negara di Eropa, kecuali Inggris yang masih belum bisa ditebak, mengalami peningkatan. Ekonomi dunia juga diprediksi akan membaik. Ini sangat bagus," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, Kemenperin fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri, salah satunya di sektor logam. Indonesia tengah menargetkan produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Di samping itu, akan menghasilkan stainless steel sebanyak empat juta ton pada 2019," kata dia.

Menurut Menperin, pembangunan pabrik smelter di dalam negeri berjalan cukup baik, terutama yang berbasis logam. Apalagi, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri smelter berbasis logam karena termasuk dari 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel, dan tembaga yang melimpah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement