REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyebut dana dari Cina untuk pembangunan kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung sudah bisa dicairkan dalam beberapa hari ke depan. Namun, Rini enggan menyebutkan jumlah dana yang akan cair dari Cina tersebut.
"Modalnya sudah masuk. Kemungkinan kalau sekarang, karena kita menunggu sampai pembebasan (lahan di) Halim (Jakarta Timur). Jadi sudah selesai, insya Allah kita bisa narik (dana) dalam 10 hari ke depan," kata dia usai bertemu Gubernur DKI Anies Baswedan di Balai Kota, Rabu (10/1).
Rini mengatakan, pembebasan lahan di jalur KA cepat Jakarta-Bandung di daerah Halim Perdanakusumah sudah selesai dilakukan pekan lalu. Semua ganti rugi pembebasan lahan kepada warga telah dibayarkan. Dengan selesainya pembebasan ini akan dilanjutkan dengan pengerjaan tunnel atau terowongan di daerah tersebut.
Menurutnya, pembangunan terowongan kelima di Halim ini akan mulai dilakukan pekan depan. Titik ini, kata Rini, adalah titik utama dari semua yang ada karena merupakan terowongan yang paling sulit. Meski enggan menjelaskan kesulitan yang dimaksud, Rini menyebut akan mudah mengerjakan yang lain jika terowongan ini selesai dikerjakan.
"Karena ini tunnel yang paling sulit. Itu akan makan waktu paling lama 26 bulan. Karena itu tunnel ini harus dimulai dulu sehingga yang lain jadi cepat," ujar dia.
Peletakan batu pertama proyek KA cepat Jakarta-Bandung dilakukan Presiden Joko Widodo Januari 2016 lalu. Namun, hingga saat ini proyek tersebut tidak menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Jokowi pun memerintahkan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Luhut Binsar Panjaitan, serta Rini Soemarno untuk mengevaluasi.
Proyek KA cepat Jakarta-Bandung bukan merupakan proyek pemerintah. Proyek ini adalah business to business antara BUMN Indonesia dan BUMN Cina. Pemerintah tidak menganggarkan dana untuk proyek besar ini. Proyek akan dikerjakan oleh konsorium PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).