REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) selama ini dikenal sebagai produsen dan penyalur pupuk urea, pupuk organik, pupuk NPK dan amonia. Dari seluruh produksi tersebut salah satunya, tidak akan lagi didistribusikan PT Pusri.
"Mulai tahun depan PT Pusri menghentikan penyaluran pupuk organik ke lima provinsi yang berada di bawah tanggung jawab pemasaran PT Pusri," kata GM Distribusi dan Pemasaran PT Pusri Palembang Syarif Usman, Sabtu (30/12).
Menurut Syarif Usman Pusri tidak memproduksi pupuk organik karena yang memproduksi adalah mitra dari PT Pusri. Selama ini produksi yang dihasilkan mitra Pusri tidak mencapai target hanya sekitar 54 persen sampai 60 persen. "Kini penyaluran pupuk organik diserahkan kepada Petrokimia Gresik," ujarnya.
Untuk pupuk organik alokasi sampai 2017 yang sebesar 32 ribu ton, Sumatera Selatan (Sumsel) mendapat bagian hanya 6.500 ton Pupuk organik ini dipakai hanya satu kali per tahun sisanya memakai pupuk jenis lainnya. "Pupuk organik hanya untuk menyuburkan tanah," kata Syarif Usman.
Sebelumnya PT Pusri telah melakukan penjualan pupuk organik Public Service Obligation (PSO), pada 2016 sebanyak 40.138 ton atau 38 persen dari rencana 105.190 ton. Pada 2015 PT Pusri menjual pupuk organik sebanyak 54.363 ton, pada 2014 sebanyak 56.386 ton, pada 2013 sebanyak 13.088 ton, pada 2012 sebanyak 2.961 ton, dan pada 2011 sebanyak 3.811 ton.
Sementara itu menurut Direktur Utama (Dirut) PT Pusri Mulyono Prawiro ditengah sejumlah kendala yang dihadapi PT Pusri selama 2017, perusahaan pupuk tertua di Indonesia tersebut masih mampu memacu peningkatan produksi pupuk urea, NPK dan amonia.
Menurut Mulyono Prawiro, Produksi urea 2017 mengalami peningkatan dibanding produksi 2017. Tahun ini produksi urea terealisasi sebanyak 2.215.150 ton dibanding produksi tahun lalu 1.671.160 ton. Produksi urea terhadap Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) mencapai 133 persen.
Mulyono Prawiro juga menjelaskan, peningkatan juga terjadi pada produksi amonia. Pada 2016 produksinya sebanyak 1.221.900 ton meningkat pada 2017 menjadi 1.531.820 ton atau mencapai 125 persen dari RKAP.
"Peningkatan juga produksi lainnya dari PT Pusri yakni pupuk NPK juga terjadi peningkatan pada 2017 sebanyak 88.997 ton, pada 2016 sebanyak 71.810 ton," katanya.
Selain menerapkan efisiensi selama 2017, menurut Mulyono Prawiro, PT Pusri selama satu tahun terakhir juga berhasil meluncurkan produk pupuk kemasan ritel jenis satu kilogram (Kg), 5 Kg, 10 Kg dan 25 Kg.
"Pada 2017 juga PT Pusri merealisasikan salah satu proyek strategis dengan mmulai pembangunan proyek pabrik pupuk NPK Fusion II dengan kapasitas desain sebesar dua kali 100 ribu ton per tahun dan direncanakan mulai berproduksi pada 2019," kata mantan direktur produksi PT Pupuk Kaltim (PKT) tersebut.