REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah sekitar 17,2 persen dengan menggunakan pupuk organik bersubsidi Petroganik. Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh menyampaikan, produktivitas budi daya padi petani sebelumnya hanya 6,5 ton per hektare.
"Sementara produktivitas padi lahan demonstration plot (demplot) atau lahan percontohan Petroganik di Desa Kamolan, Blora meningkat menjadi 7,4 ton per hektare," ujar Tri saat program "Rembuk Tani & Panen Raya Petroganik" di Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025).
Tri menyampaikan hal ini dikarenakan penggunaan Petroganik secara konsisten dan sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan pertanian berkelanjutan. Tri mengatakan Pupuk Indonesia berinisiatif untuk melakukan demplot Petroganik untuk memberikan percontohan kepada petani.
"Kombinasi penggunaan pupuk anorganik dan organik dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas," lanjut Tri.
Tri menyampaikan, Pupuk Indonesia sedang mengedukasi agar petani mau menggunakan pupuk organik dalam rangka menyeimbangkan penggunaan pupuk organik dan anorganik. Tri menyampaikan kandungan C-Organik tanah lahan pertanian di Kabupaten Blora, berdasarkan hasil uji sampel masih rendah atau di bawah 2 persen.
"Alhamdulillah dengan penggunaan pupuk berimbang ini bisa menunjukkan hasil yang cukup baik," lanjut Tri.
Tri mengatakan kondisi ini juga terjadi untuk rata-rata tanah pertanian di Indonesia. Dari penggunaan Petroganik dengan dosis 500 kilogram per hektare, lanjut Tri, kondisi pertanaman terlihat cukup bagus.
"Diharapkan sistem budi daya demplot ini diduplikasi oleh petani di Kabupaten Blora, sehingga penggunaan Petroganik yang konsisten dapat meningkatkan produktivitas untuk lahan pertanian di Kabupaten Blora, dalam mewujudkan swasembada pangan nasional," sambung Tri.
Tri menyampaikan hal ini merupakan program kerja sama dari Pupuk Indonesia, bersama Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah untuk mendukung Asta Cita Bapak Presiden Prabowo untuk swasembada pangan. Demplot ini tidak hanya ada di sini tapi juga beberapa daerah.
Tri menjelaskan Kabupaten Blora pada 2025 ini memiliki alokasi pupuk bersubsidi terbesar nomor dua di Provinsi Jawa Tengah. “Total alokasinya mencapai 122.500 ton, dengan rincian 67.500 ton Urea, 50 ribu NPK Phonska, dan 5.000 ton Organik. Khusus untuk pupuk bersubsidi Organik, Kabupaten Blora mendapatkan 10 persen dari total alokasi Jawa Tengah sebanyak 50.341 ton," sambung Tri.
Tri menyampaikan terkait realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Blora hingga saat ini di angka 27.208 ton atau 22 persen dari total alokasi. Sebagai perbandingan, persentase penebusan pupuk bersubsidi Jawa Tengah masih 18 persen atau 246.165 ton.
"Serapan Blora ini masuk urutan nomor lima secara nasional. Serapan Blora sudah di atas serapan rata-rata nasional," ucap Tri.
Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan Jekvy Hendra memberikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan Blora yang mendukung pengembangan pupuk organik. Penggunaan pupuk Petroganik tidak menghilangkan penggunaan pupuk kimia, melainkan menyeimbangkan penggunaan pupuk organik dengan pupuk kimia.
"Harapannya keberlanjutan tanah dapat terpelihara. Hari ini data terbaru Blora melakukan penyerapan yang tinggi untuk pupuk organik Petroganik, dan menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Semangat ini yang harus kita pupuk," ucap Jekvy.