REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan, produksi pangan menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dalam kondisi aman. Sebab, sejumlah daerah, termasuk Jawa Tengah, rutin panen sepanjang Desember.
Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik Sujono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (24/12), mengatakan, seluruh direktur di lingkungan Ditjen Hortikultura Kementan telah diturunkan untuk meninjau kondisi pertanaman padi di seluruh Jateng sejak Senin (18/12). Ini guna mengecek situasi konkret di lapangan dan menepis isu impor beras lantaran pasokan beras medium berkurang.
Bahkan, Penanggung Jawab Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Wilayah Jawa Tengah itu menyatakan baru saja melakukan panen di hamparan lahan seluas 120 hektare di Desa Mangli, Kecamatan Randudongkal, Pemalang, Jateng, Sabtu (23/12). "Lihat lapangan, kami tidak perlu impor. Akan saya laporkan ke Pak Menteri dan Presiden, beras Jawa Tengah aman, tidak perlu impor," ujarnya.
Terkait dengan kenaikan harga beras, menurut dia, hal itu hanya situasi pasar karena pedagang yang menaikkan dengan alasan telah membeli dengan harga gabah kering giling (GKG) rata-rata Rp 5.500 dan kecenderungan jadi beras premium, bukan medium.
Spudnik pun menyampaikan apresiasi kepada para petani serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), jajaran TNI AD, dan Polri yang terus mengawal kedaulatan pangan di Tanah Air karena produksi gabah Pemalang selama Desember mencapai 500 ribu GKG dari lahan seluas 5.000 hektare.
"Buktinya ada produksi. Kami tidak banyak bicara, tidak banyak teori," ujar mantan Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan ini.
Menurut dia, produksi tersebut menunjukkan Pemalang surplus beras 190 ribu ton karena konsumsinya 125 ribu ton. Untuk menjaga ketahanan pangan di Pemalang, Dinas Pertanian semula menargetkan luas tambah tanam (LTT) pada Desember mencapai 16 ribu hektare, tetapi kemudian diperluas menjadi 17 ribu hektare.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pemalang Sukardi menambahkan, petani dan pedagang menikmati bagusnya harga gabah dan beras. Pemalang, dia mengatakan, menjadi salah satu daerah penyangga beras untuk Jateng, salah satu faktornya, tingkat produktivitas paling tinggi di daerah Pantai Utara (Pantura), sekitar 6 ton GKG per hektare.
Sementara itu, Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 0711/Pemalang Kapten Arm Andumiyanta menyatakan, jajaran TNI AD, khususnya yang di Pemalang, siap untuk terus mengawal kedaulatan pangan dengan mengerahkan seluruh jajaran Babinsa di Koramil guna mendampingi petani dan PPL. "Harapannya agar ketahanan pangan di Pemalang ini tetap terjamin," katanya.