Selasa 12 Dec 2017 13:15 WIB

Jokowi Minta Semua Pihak Optimistis Mengenai Perekonomian RI

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Joko Widodo
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak agar berpikir optimis melihat situasi perekonomian yang dibangun pemerintah saat ini. Sebab, perekonomian sekarang mengalami pertumbuhan signifikan dibandingkan beberapa tahun ke belakang.

"Menurut saya, kita harus optimis. Negara lain melihat kita saja optimis dengan perkembangan ekonomi kita. Kenapa kita sendiri malah tidak optimis," kata Jokowi dalam Sarasehan 100 Ekonom, Selasa (12/12).

Kenapa harus optimis, lanjut Jokowi, karena sejauh ini beradasarkan angka yang dilansir dari berbagai pihak perekonomian Indonesia berjalan baik. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi kuartal III, disumbang oleh ekspor barang dan jasa 17,27 persen, investasi besar 7,11 persen, dan konsumsi lembaga non-profit 6,01 persen. Angka-angka ini menurut Jokowi memperlihatkan tren positif.

Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor informasi jasa dan komunikasi mencapai 9,8 persen. Jasa lain 8,71 persen, transportasi dan pergudangan 8,25 persen, dan jasa perusahaan 8,07 persen.

"Untuk konsumsi rumah tangga angkanya memang masih turun di angka 4,93 persen. Konsumsi pemerintah pun masih kecil hanya 3,46 persen," ujar Jokowi.

Meski konsumsi rumah tangga dan pemerintah masih kurang bagus, tapi Jokowi senang karena pajak penerimaan PPN dalam negeri dari Januari-Desember berhasil naik 12,1 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan PPN ini memperlihatkan adanya transaksi, ada kegiatan ekonomi yang kemudian dikenai potongan PPN.

Di sektor pariwisata, jumlah turis yang datang ke Indonesia hingga kuartal tiga mencapai 10,46 juta. Jumlah ini naik 25,05 persen dibandingkan periode lalu di angka 8,36 persen. Yang tak kalah menggembirakan adalah nilai ekspor dari Januari-September baik 17,36 persen atau 123,36 miliar dolar AS.

Sedangkan ekspor non-migas naik 17,37 persen mencapai 125,6 miliar dolar AS. Nilai impor barang konsumsi Januari-September naik 11,8 persen, bahan baku penolong 15,21 persen, dan barang modal naik 9,51 persen.

"Ini sebuah catatan yang saya terima, ini sebuah rekor bahkan lebih tinggi pencapaiannya dibanding saat booming komoditas," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement