REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif memprediksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor industri ekonomi kreatif pada 2018 bisa mencapai hingga 6,25 persen sehingga mampu menyerap hingga 16,7 juta tenaga kerja.
"Salah satu sektor industri kreatif yang potensinya sangat besar adalah arsitektur," kata Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santoso di Jakarta, Ahad (10/12).
Menurut dia, bidang arsitektur memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah kurangnya jumlah arsitek di Indonesia. Berdasarkan data Ikatan Arsitek Indonesia, dari 250 juta penduduk, hanya 15 ribu orang yang berprofesi sebagai arsitek. "Selain itu, tantangan lainnya adalah pengembang besar lebih banyak menggunakan arsitek asing daripada arsitek lokal," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu subsektor yang layak untuk dikelola secara lebih serius.
Sebagaimana diwartakan, industri ekonomi kreatif perlu terus ditumbuhkembangkan di DKI Jakarta karena diperkirakan akan menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi ibu kota setelah peran industri manufaktur terus menyusut. "Selain itu, peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam perekonomian perlu mendapat perhatian, mengingat sektor ini menyerap tenaga kerja cukup besar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Doni Joewono di Jakarta, Selasa (5/12).
Doni menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan tahunan BI DKI Jakarta yang dihadiri pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), anggota DPRD, pimpinan BUMD, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik menyebutkan ada tiga subsektor ekonomi kreatif yang memiliki daya tarik dan dapat memengaruhi berkembangnya sektor lain, yakni film, animasi, dan musik.
Bekraf sedang mengembangkan berbagai program yang memerlukan dukungan jejaring internasional kuat, seperti animasi, barang-barang kerajinan, dan tenun. Namun, upaya tersebut tidak akan berhasil bila para pelaku tidak menggali bidang usaha yang tersedia.
Secara keseluruhan, Bekraf membidangi 16 sebsektor ekonomi kreatif, antara lain, fesyen, film dan animasi, kuliner, kriya, seni rupa, seni pertunjukan, seni musik, arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, pengembang aplikasi dan games, televisi dan radio, serta fotografi. Seluruh subsektor ini diharapkan dapat menjadi andalan baru penggerak perekonomian nasional, baik dari sisi kontribusi terhadap produk domestik bruto, peningkatan ekspor, maupun penyerapan tenaga kerja.