REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sejumlah produk PT Unilever Indonesia Tbk mengalami perlambatan dalam penjualan. Hal itu memengaruhi pertumbuhan penjualan perusahaan pada kuartal III 2017 yang hanya tumbuh sebesar 3,7 persen. Sebelumnya pada periode sama tahun lalu, penjualan tumbuh 9,25 persen.
Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menyebutkan ada 55 kategori produk yang penjualannya melambat. "Saya nggak ingat detailnya tapi salah satunya susu," ujarnya kepada wartawan di Tangerang, Rabu, (11/1).
Meski begitu, ada pula beberapa produk yang terus tumbuh positif. Di antaranya, sabun, pasta gigi, dan produk kecap.
Ia menambahkan, saat ini, pertumbuhan pasar tidak secepat sebelumnya. "Penjualan hanya tumbuh 3,7 persen di sembilan bulan pertama tahun ini. Tahun lalu, sepanjang tahun tumbuhnya hampir 10 persen. Bahkan dua tahun sebelumnya selalu double digit," jelas Sancoyo.
(Baca juga: Realisasi Belanja Modal Unilever Indonesia Rp 1,3 Triliun)
Maka di tengah melambatnya pasar, ia menegaskan, perseroan akan tetap dekat dengan konsumen. Tujuannya agar bisa mengetahui kebutuhan masyarakat sehingga produk yang dihadirkan tepat dan relevan.
Apalagi, kata dia, tantangan terbesar di tahun ini adalah penurunan daya beli pasar dibandingkan tahun sebelumnya. "Kami berusaha dalam setiap kategori punya portofolio yang cukup lengkap sehingga bisa memenuhi kebutuhan dari seluruh masyarakat baik yang rendah maupun tinggi," tutur Sancoyo.