REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memproyeksikan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini akan tumbuh 5,15 persen (year on year/yoy), didorong perbaikan kegiatan konsumsi masyarakat dan swasta pada kuartal III dan IV-2017.
"Pada kuartal III membaik, dan kuartal IV ada perbaikan yang lebih tinggi. Maka setahun ekonomi bisa tumbuh 5,15 persen," ujar Agus dalam jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Jakarta, Selasa (31/10).
Dalam kajian bank sentral, pada kuartal III-2017, ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1-5,2 persen dan kuartal IV-2017 sebesar 5,3-5,4 persen. Sepanjang kuartal III 2017, ujar Agus, terdapat perbaikan penjualan riil yang terindikasi dari survei selama September 2017 dengan kenaikan 2,4 persen.
Agus menambahkan perbaikan konsumsi juga terlihat dari perbaikan penjualan industri kendaraan bermotor, baik kendaraan roda empat yang meningkat 0,04 persen (yoy) pada Agustus 2017 dan roda dua yang meningkat 5,29 persen (yoy).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di dua kuartal terkahir juga distimulus dengan perbaikan aliran investasi masuk dan perbaikan kinerja ekspor. Di semester I 2017, investasi lebih banyak ditopang belanja pemerintah. "Tapi sekarang investasi swasta sudah mulai tampak membaik," ujarnya.
Investasi yang membaik di kuartal III juga dipengaruhi dari suntikan tambahan modal dari investor asing untuk industri dagang elektronik (e-dagang). Sedangkan perbaikan ekspor, karena mulai meningkatnya harga komoditas.
"Secara umum kami sampaikan ekspor, investasi, konsumsi mulai membaik. Ini yang membuat pertumbuhan ekonomi di 2017 kami perkirakan tetap di 5-5,4 persen, tapi secara titik di 5,15 persen," ujar Agus.
Ketika pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik, bank sentral mengklaim inflasi juga masih terjaga di sasaran 3--5 persen. Hingga akhir Oktober 2017, survei BI menujukan inflasi berada di 0,09 persen (month to month/mtm), denga inflasi tahunan 3,67 persen (yoy).