Rabu 27 Sep 2017 18:39 WIB

Pangsa Pasar Perbankan Syariah Harus 15 Persen Agar Efisien

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Syariah
Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Masyrakat Ekonomi Syariah (MES), Firdaus Djaelani menyebutkan, perbankan syariah harus mencapai pangsa pasar 15 persen untuk dapat efisien. Upaya untuk mencapai pangsa pasar tersebut yakni dengan cara membentuk bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juli 2017 total aset perbankan syariah sudah mencapai Rp 388,65 triliun atau berkontribusi 5,46 persen terhadap aset perbankan nasional.

"Kalau sekarang kan masih 5,5 persen. Jadi akan mencapai skala ekonomi kalau pangsa pasar sudah mencapai 15 persen seperti malaysia. Artinya, kalau sudah segitu, mulai efisien," ujar Firdaus Djaelani dalam Seminar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Wisma Mandiri, Jakarta, Rabu (27/9).

Kondisi perbankan syariah yang saat ini naik turun, kata Firdaus, disebabkan masih kurangnya skala ekonomi perbankan syariah. Untuk itu diperlukan berbagai upaya agar dapat mendorong pertumbuhan perbankan syariah dalam industri perbankan nasional.

Salah satu upaya yang diusulkan oleh MES kepada pemerintah yakni dengan membentuk bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Wacana yang pernah digaungkan oleh pemerintah adalah dengan melakukan merger antara bank Syariah anak usaha BUMN seperti Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah serta Unit Usaha Syariah BTN. Kendati begitu hingga saat ini usulan tersebut belum dijalankan oleh pemerintah.

"Kan bisa merger bank BUMN Syariah. Kalau digabung, misalnya bisa mencapai ekuitas Rp 15 triliun, lalu ditambahkan lagi modalnya supaya bisa masuk kelas BUKU (bank umum kegiatan usaha) 4," kata Firdaus.

Dengan menjadi bank syariah di kelas BUKU 4, maka bank tersebut dapat memperluas bisnis dengan menjadi bank persepsi, bank penyaluran APBN, serta bisnis lainnya seperti asuransi, multi finance, sekuritas dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh bank yang memiliki modal di bawah Rp 30 triliun.

"Permodalan besar, kapasitas besar, nanti bisa tumbuh besar pangsa pasarnya," kata Firdaus.

Di sisi lain, peningkatan kualitas SDM juga perlu dilakukan. Meskipun saat ini pemimpin bank-bank syariah berasal dari bank konvensional. Namun ia berharap dengan banyaknya perguruan tinggi ekonomi syariah, nantinya SDM perbankan syariah akan berasal dari ilmu ekonomi syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement