Jumat 22 Sep 2017 16:55 WIB

Asosiasi Fintech Desak Ada Infrastruktur Bersama Bank

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Fintech ( Financial Technology)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Fintech ( Financial Technology)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Financial Technology Indonesia (Aftech) berharap ada infrastruktur yang bisa digunakan bersama oleh fintech dan perbankan. Dengan begitu, lebih efisien karena tidak perlu membangun infrastruktur masing-masing.

"Jadi daripada jalan sendiri-sendiri. Mudah-mudahan regulator dan Perbanas (Perhimpunan Bank Nasional) bisa kumpulin dan kita bangun sama-sama," ujar Ketua Umum Aftech Niki Luhur di Indonesian Banking Expo (Ibex) 2017, belum lama ini.

Ia menjelaskan salah satu infrastruktur yang perlu dibangun bersama yakni berkaitan pertukaran data. Hal itu sangat penting agar bank maupun fintech bisa menghindari nasabah bermasalah sehingga bisa jaga kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL).

"Mungkin sharing data customer yang bagus sifatnya sensitif, tapi kenapa data customer nakal nggak sharing sama-sama saja. Jadi kita bisa bangun beberapa standar atau data sharing khususnya yang blacklist saja," tutur Niki.

Tidak hanya itu, menurutnya, akan lebih efisien lagi bila ada infrastruktur pembayaran yang bisa digunakan bersama. Pasalnya, selama ini bank dan fintech membangun infrastruktur masing-masing sehingga tidak efisien dari sisi biaya operasional.

"Jadi akan jauh lebih efisien kalau ada satu infrastruktur bersama. Misal kalau di telko (telekomunikasi) ada namanya tower bersama. Semua biaya operasional jadi jauh lebih efektif ketika sama-sama," katanya.

Niki menegaskan, asosiasi akan mendorong inisiatif ini supaya bisa lebih maksimal melayani nasabah, baik nasabah lama maupun baru.

"Saya percaya ada inisiatif-inisiatif bukan abstrak atau teori saja. Melainkan bisa kita kerjakan segera untuk semua pihak. OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pun sangat dukung ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement