Jumat 15 Sep 2017 01:16 WIB

Saham di Jakarta Islamic Index Menarik untuk Diperhatikan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Petugas membersihkan di dekat papan elektronik yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas membersihkan di dekat papan elektronik yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pasar modal syariah dinilai berpotensi besar. Bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah investornya terus meningkat setiap tahun.

Analis Binaartha Securities M Nafan Aji Gusta mengatakan, prospek saham-saham syariah ke depannya masih positif. Ia menambahkan, bila dilihat pada Jakarta Islamic Index (JII), ada beberapa saham yang menarik untuk diperhatikan.

"Jika dilihat dari kinerja PER (Price Earning Ratio) dan PBV (Price Book to Value), adapun saham seperti ADRO (Adaro Energy), ASII (Astra International), ICBP (Indofood), serta INDF (Indofood Sukses Makmur) cukup menarik," ujar Nafan kepada Republika, Kamis, (14/9).

Begitu pula, kata dia, dengan saham TLKM (Telekomunikasi Indonesia) dan UNTR (United Tractors).  Maka, menurutnya, BEI perlu melakukan sosialisasi demi menambah investor saham syariah. "Sosialisasi melalui program edukasi saham perlu diterapkan oleh BEI secara rutin mengingat potensi pasar modal Indonesia masih besar termasuk di sektor syariah," tutur Nafan.

Sebelumnya BEI mencatat, dari sisi volume, pertumbuhan nilai dan frekuensi transaksi saham berbasis syariah dari 2011 sampai Agustus 2016 jauh lebih tinggi dibandingkan saham nonsyariah. Rata-rata pertumbuhan volume transaksi saham syariah 167,2 persen berbanding 130 persen non syariah.

Sedangkan dari sisi rata-rata pertumbuhan nilai transaksi saham syariah dalam lima tahun terakhir mencapai 70,7 persen berbanding 25,4 persen nonsyariah. Sedangkan rata-rata pertumbuhan frekuensinya mencapai 185,7 persen berbabding 160,7 persen nonsyariah.

Lalu untuk efek selain saham, seperti sukuk, nilai outstanding sukuk negara di BEI sudah mencapai Rp 310,38 triliun. Sementara outstanding sukuk korporasi nilainya Rp 14,26 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement