REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta tarif kereta api ringan atau "light rail transit" (LRT) di Palembang memiliki tarif yang terjangkau bagi semua masyarakat.
"Misinya kan agar masyarakat berpindah dari transportasi pribadi menggunakan angkutan umum contohnya LRT, jadi tarifnya harus terjangkau bagi semua kalangan. Misalnya saja mahasiswa," kata Budi ketika mengisi kuliah umum di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (26/8).
Selain Palembang akan menjadi lokasi Asian Games, proyek LRT ini merupakan yang pertama di Indonesia. Maka ia meminta masyarakat turut ikut memantau perkembangan proyek tersebut. "Jangan hanya digunakan saat Asian Games, setelah itu mangkrak. Kan LRT jauh lebih efisien dalam memangkas waktu," ucapnya.
Selanjutnya, Direktur Operasional Waskita Karya, Adi Wibowo mengatakan saat ini perkembangan dari proyek LRT Palembang sudah berjalan lebih dari 50 persen. Pemerintah merencanakan tarif LRT di Palembang berkisar pada nominal Rp 10 ribu.
Untuk target fisik jalan layang LRT sendiri ditargetkan akan selesai pada Oktober 2017. Sedangkan selesai proyek hingga dapat diturunkan pada satu rangkaian kereta diproyeksikan tercapai pada bulan Februari 2017. Satu rangkaian terdiri dari tiga gerbong kereta yang dapat memuat sebanyak 500 penumpang.
Proyek ini menelan biaya sekitar Rp 10 triliun. Panjang jalur LRT Palembang adalah 23,5 km yang terdiri dari 13 stasiun. Pemangkasan waktu mencapai 50 persen di mana jarak tempuh kecepatan normal di jalan adalah 90 menit maka menggunakan LRT bisa hanya 45 menit.
Palembang dipilih sebagai proyek pionir di Indonesia, sebab melihat potensi daerah tersebut yang mulai dilirik oleh para investor. Selain itu, perhelatan Asian Games 2018 juga menjadi faktor pendukung kuat untuk memberikan fasilitas transportasi yang nyaman bagi para turis mancanegara.