Rabu 23 Aug 2017 13:09 WIB

Target PPH Nonmigas 2018 Sulit Tercapai

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nidia Zuraya
Penerimaan pajak
Foto: Bismo/Republika
Penerimaan pajak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, penerimaan PPh Non-Migas dalam target RAPBN 2018 adalah yang paling berat untuk dicapai. Target penerimaan PPh Non-Migas meningkat 29,39 persen atau sebesar Rp 816,99 triliun dibandingkan proyeksi realisasi penerimaan PPh Non-Migas tahun 2017.

Di tahun 2017 sendiri, ia memproyeksikan penerimaan PPh Non-Migas hanya mencapai Rp 631,4 triliun atau 85,07 persen dari target. Proyeksi ini didasari kinerja penerimaan PPh Non-Migas tahun 2017 yang lebih rendah dari tiga tahun sebelumnya.

Per-Juli 2017, kinerja PPh Non-Migas hanya sebesar 7,62 perse (yoy), yang jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata kinerja tiga tahun terakhir yaitu 15,15 persen. ''Hal ini dipengaruhi oleh belum optimalnya tindak lanjut data amnesti pajak yang masih menunggu diterbitkannya Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan Pasal 18 UU Pengampunan Pajak,'' jelas Yustinus, dalam siaran persnya, Rabu (23/8).

Sebaliknya, lanjut dia, target peneriman PPN lebih realistis dibandingkan target penerimaan PPh Non-Migas, yaitu sebesar Rp 535,3 triliun pada RAPBN 2018. Dibandingkan dengan proyeksi realisasi penerimaan PPN 2017, target penerimaan PPN dalam RAPBN 2018 meningkat 13,7 persen.

''Di tahun 2017, kami memproyeksikan realisasi penerimaan PPN mencapai angka Rp 470 triliun,'' tambahnya.

Hal tersebut didasari peningkatan kinerja penerimaan PPN per-Juli 2017 yang meningkat 11,13 persen ( yoy). Dengan performa ini target PPN 2018 diperkirakan akan tercapai.

Untuk penerimaan lainnya (Cukai dan PNBP), target pemerintah dalam RAPBN 2018 cukup realisitis. Yustinus menjelaskan, target penerimaan Cukai dalam RAPBN 2018 (hanya meningkat 3,73 persen dari realisasi proyeksi 2017 Rp149,81 triliun).

Menurut dia, Pemerintah terlihat sudah mempertimbangkan kondisi IHT (Industri Hasil Tembakau) yang kontribusi Cukainya tertekan sejak 2014 atas penurunan produksi rokok. Diketahui bahwa selama ini penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) mendominasi penerimaan Cukai (95 persen). Sedangkan, penerimaan PNBP terlihat menunjukan peningkatan kinerja per Juni 2017, kinerja penerimaan PNBP mencapai 30,3 persen.

''Dengan kinerja tersebut, penerimaan PNBP diperkirakan mencapai Rp 341,97 triliun atau melewati target APBNP 2017 sebesar Rp 260,2 triliun,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement