Kamis 10 Aug 2017 06:59 WIB

Anggota DPR ke Islandia Lalu Beri Pemerintah Rekomendasi Ini

Rep: Ali Mansur/ Red: Nur Aini
Petugas memeriksa fasilitas produksi energi panas bumi di sumur produksi Cluster D PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu, Tanggamus, lampung, Jumat (16/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas memeriksa fasilitas produksi energi panas bumi di sumur produksi Cluster D PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu, Tanggamus, lampung, Jumat (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Agus Hermanto mendesak Pemerintah memprioritaskan energi baru dan terbarukan (EBT) khususnya panas bumi. Sebabnya, potensi energi panas bumi mencapai 30 Giga Watt namun baru lima persen saja energi panas bumi yang digarap yaitu sekitar 1.700 MW.

 

"Pemerintah harus lambat laun meninggalkan fuel dan batubara dengan menguatkan energi baru dan terbarukan seperti Gothermal (panas bumi), hidro dan arus laut, serta panel surya," paparnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/8)

 

Menurut Agus, untuk panel surya diakuinya sangat dibutuhkan bagi masyarakat perbatasan dan juga yang minim akses infrastruktur. Kemudian terkait riset panas bumi, kata Agus, Indonesia kedatangan delegasi untuk belajar dalam mengelola riset geothermal yang memiliki standar dunia. "Karena itu kita juga pernah mengunjungi Selandia Baru dan sekarang mengunjungi Iceland Geothermal (ISOR) di Islandia," ujarnya.

 

Sayangnya, kata Agus, Indonesia belum memiliki riset geothermal. Maka dari itu, Indonesia perlu membangun embrio pusat riset geothermal. "Untuk ISOR sendiri merupakan pusat Penelitian panas bumi yang cukup besar dulu dibawa pemerintah sekarang telah dikelola oleh pemerintah daerah setempat," tutup Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement