Senin 07 Aug 2017 18:00 WIB

Kendalikan Inflasi, Padang Dapat Suntikan Dana dari BI

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Beras, komoditas utama yang mempengaruhi inflasi
Foto: Andika Wahyu/Antara
Beras, komoditas utama yang mempengaruhi inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Kota Padang mendapat bantuan dana sebesar Rp 100 juta dari Bank Indonesia (BI) untuk program pengendalian inflasi. Dana ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai bagian dari biaya operasional Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Padang. Bantuan dari BI ini menyusul penghargaan kepada Kota Padang sebagai TPID terbaik se-Sumatra pada 2014 dan 2016 lalu.

Kota Padang memang dianggap mampu menjaga tingkat inflasi rendah demi menjaga daya beli masyarakat. Pada Juli 2017 lalu misalnya, tingkat inflasi Kota Padang tercatat sebesar 0,54 persen. Sementara secara tahun kalender ini, tingkat inflasi Kota Padang tercatat sebesar 0,94 persen.

Bantuan sebesar Rp 100 juta diberikan langsung oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara dalam acara Peresmian Corner BI di Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat di jalan Diponegoro, Senin (7/ 8).

"Kita berterimakasih atas apresiasi yang diberikan Bank Indonesia kepada TPID Kota Padang," ujar Wali Kota Mahyeldi Ansharullah usai acara.

Mahyeldi mengatakan bantuan yang diberikan BI akan menjadi motivasi bagi TPID Kota Padang. Dengan bantuan tersebut, Padang akan berupaya untuk terus sungguh-sungguh menjaga kestabilan inflasi di Padang.

"Kita akan lebih sungguh-sungguh lagi dalam mengendalikan inflasi," katanya Walikota Padang.

Sementara itu, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan bantuan TPID berkat prestasi yang diterima Padang selama dua tahun belakangan. Menurutnya, tugas yang diemban TPID sebetulnya tidak sederhana. Tim harus merumuskan kebijakan agar inflasi bisa terjaga rendah. Menurutnya, tingkat inflasi yang tinggi hanya akan memukul daya beli masyarakat dan berujung pada merosotnya pertumbuhan ekonomi.

"Kita serahkan bantuan untuk TPID Padang, semoga semakin lebih baik dari sebelumnya," katanya.

Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menambahkan, Sumatra Barat memang tahun ini sedikit lega lantaran inflasi selama Ramadhan dan Lebaran bisa terjaga. Padahal biasanya, ujarnya, periode Ramadhan dan Lebaran selalu menjadi periode langganan kenaikan tingkat inflasi. Ia mendorong pemerintah Kota Padang untuk bisa menjaga laju inflasi di level rendah hingga akhir tahun.

"Biasanya kalau sudah mulai puasa harga dagaing naik dari 80 bisa ke 140 ribu (rupiah). Alhamdulillah 2017 ini kondisi tenang, termasuk cabai yang rendah harganya. Apalagi jengkol," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement