Rabu 26 Jul 2017 07:39 WIB

PGN akan Bangun Infrastruktur di Lintasan Merak-Bakauheni

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Jobi Triananda Hasjim (kedua kiri), Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Fahmi (kedua kanan), Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan PGN Gigih Prakoso (kiri), dan Direktur Teknik dan Operasional ASDP La Mane seusai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Joint Study Pengoperasian Kapal Baru Berbahan Bakar Ganda (Dual Fuel) di Lintasan Merak-Bakauheni di Kantor Pusat PGN, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Jobi Triananda Hasjim (kedua kiri), Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Fahmi (kedua kanan), Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan PGN Gigih Prakoso (kiri), dan Direktur Teknik dan Operasional ASDP La Mane seusai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Joint Study Pengoperasian Kapal Baru Berbahan Bakar Ganda (Dual Fuel) di Lintasan Merak-Bakauheni di Kantor Pusat PGN, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Gas Negara (PGN) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) joint study denganPT ASDP Indonesia Ferry untuk pengoperasian kapal baru dengan dua bahan bakar. Kapal ini akan menggunakan bahan bakar solar dan gas.

  Setelah perjanjian tersebut, Direktur Utama PGN Jobi Triananda mengungkapkan akan membangun infrastruktur di lintasan yang akan dilalui kapal tersebut yaitu Merak-Bakauheni.

"Pastinya kita akan bangun infrastruktur baru karena pipa kita sudah sampai dekat ke Marak dan dekat ke Bakauheni," kata Jobi di kantor pusat PGN, Selasa (25/7).

Jobi belum mengungkapkan dana yang dibutuhkan untuk pembangun infrastruktur tersebut. Jika sudah tuntas, lanjut dia, implementasinya akan segera dibuat karena baru berencana muai dengan satu lintasan. Untuk selanjutnya akan ada lintasan lain yang juga bisa disuplai. PGN juga masih mempelajari berbagai alternatif agar kerja sama ini lebih menguntungkan.

"Kita akan lakukan kajian mana alternatif yang paling murah dengan ASDP karena kita lihat ASDP mengurusi transportasi rakyat yang sedemikian banyak," kata dia.

Jobi merasa kerja sama tersebut sejalan dengan kebijalan tol laut yang dibuat pemerintah. "Dengan adanya proyek pertama ini memberiken kepercayaan industri maritim selain BBM, BBG juga bisa jadi solusi," kata dia.

Dia bahkan melihat kerja sama tersebut tidak hanya untuk keperluan ASDP saja. Sebab di pelabuhan pasti akan ada fasilitas pendukung yang membutuhkan adanya bahan bakar gas seperti restoran, hotel, dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement