Senin 24 Jul 2017 14:45 WIB

Indonesia Harus Miliki Peta Jalan Pengembangan Florikultura

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Tanaman hias (ilustrasi)
Foto: kriyayoga
Tanaman hias (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Tetap Holtikultura Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Karen Tambayongmengatakan Indonesia harus memiliki roadmap alias peta jalan pengembangan florikuktura jika ingin serius menggarap industri tersebut.

Ia menjelaskan, florikultura sendiri memiliki cakupan yang amat luas, mulai dari tanaman lanskap, tanaman semusim, tanaman hias pot, ornamen kering, tanaman air, bunga dan daun potong hingga tanaman agar-agar.

"Kita harus punya roadmap, desain besar pengembangan florikultura dan harus segera buat branding," ujarnya, saat menjadi pembicara dalam acara Pencanangan Hari Florikultura Indonesia di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (24/7).

Selama ini, menurut Karen, produk florikultura yang banyak dibudidayakan baru bunga potong, daun potong dan anggrek. Padahal, produk-produk florikultura yang dapat dikembangkan di Indonesia amat banyak jumlahnya.

Ia memandang, meningkatnya jumlah kalangan kelas menengah di Indonesia merupakan pasar potensial bagi industri florikuktura. Sebab, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka gaya hidupnya pun akan makin meningkat. Gaya hidup kalangan menengah itu salah satunya ditandai dengan belanja produk-produk florikultura.

Selain itu, sambung Karen, kawasan wisata juga menjadi pasar potensial bagi industri ini. Ia kemudian merujuk pada Kota Tomohon yang sukses membangun citra sebagai Kota Bunga. Tak hanya itu, sambung dia, produk-produk florikultura juga dibutuhkan untuk program penghijauan kota.

Karen menyebut, industri florikultura juga mampu menciptakan lapangan kerja yang besar. Hanya saja, kata dia, selama ini belum pernah ada survei yang mendata berapa banyak masyarakat yang terlibat dalam industri tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement