Jumat 14 Jul 2017 19:35 WIB

BI Sebut Kalimantan Bisa Andalkan Sektor Pariwisata

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Bank Indonesia menggelar Rapat Koordinasi Pemerintah dan Pemerintah daerah, dihadiri Menko Kemaritiman Binsar Luhut Panjaitan, Menhub Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, serta Gubernur Se-Kalimantan, di Balikpapan, Jumat, (14/7).
Foto: Iit Septyaningsih/Republika
Bank Indonesia menggelar Rapat Koordinasi Pemerintah dan Pemerintah daerah, dihadiri Menko Kemaritiman Binsar Luhut Panjaitan, Menhub Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, serta Gubernur Se-Kalimantan, di Balikpapan, Jumat, (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai, selama ini Kalimantan terlalu mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA). Hal itu membuat pertumbuhan ekonomi di pulau terbesar di Indonesia itu hanya dua persen pada 2016, maka perlu dilakukan diversifikasi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, diversifikasi harus dilakukan baik secara horisontal maupun vertikal. Ia menjelaskan, diversifikasi horisontal berarti mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru berbasis sektoral.

"Salah satunya dengan mengembangkan sektor pariwisata. Itu paling cepat untuk bantu pertumbuhan ekonomi Kalimantan," tutur Agus.

Menurutnya, Kalimantan harus mulai membenahi infrastruktur demi mendukung pariwisata. Apalagi pada 2018, akan ada Asian Games dan acara pertemuan International Monetary Fund (IMF) di Indonesia. Maka banyak turis dari kalangan eksekutif keuangan nanti datang ke Indonesia.

"Kurang lebih ada 15 ribu turis eksekutif keuangan. Biasanya satu minggu sebelum atau sesudah acara mereka akan kunjungi daerah yang direkomendasikan," jelas Agus.

Hal itu membuat pemerintah terus membenahi pariwisatanya, tidak hanya Yogyakarta serta Bali, tapi juga Labuan Bajo, dan lainnya. Ia berharap, Kalimantan pun hadir untuk menawarkan pariwisatanya.

Pada kesempatan serupa, Agus menjelaskan pula mengenai diversifikasi vertikal. "Kita harus berkomitmen lakukan hilirisasi di Indonesia khususnya di Kalimantan. Kita juga perlu cari inisiatif yang bisa tingkatkan inisiatif di lingkungan Kalimantan," tuturnya.

Agus mencontohkan, salah satunya dengan peningkatan fiskal yang mampu melibatkan tenaga kerja luas. Dengan begitu bisa membantu dorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan.

"Kita harus bisa kerja sama agar bisa serap tenaga kerja di Kalimantan. Kami dukung diversifikasi horisontal dan vertikal," tegas Agus. Dirinya memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan pada akhir 2017 mencapai 4,2 persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement