Senin 23 Dec 2024 17:42 WIB

Honda: Kalau Kita tak Bergabung dengan Nissan akan Kalah dengan Mobil China

Honda dan Nissan menargetkan penjualan 191 miliar dolar AS.

Makoto Uchida, Direktur, Perwakilan Pejabat Eksekutif, Presiden dan CEO Nissan Motor Corporation, Toshihiro Mibe, Direktur, Presiden dan Perwakilan Pejabat Eksekutif Honda dan Takao Kato, Direktur, Perwakilan Pejabat Eksekutif, Presiden & CEO Mitsubishi Motors, mengadakan konferensi pers bersama mengenai pembicaraan merger mereka, di Tokyo, Jepang, Senin (23/12/2024).
Foto: REUTERS
Makoto Uchida, Direktur, Perwakilan Pejabat Eksekutif, Presiden dan CEO Nissan Motor Corporation, Toshihiro Mibe, Direktur, Presiden dan Perwakilan Pejabat Eksekutif Honda dan Takao Kato, Direktur, Perwakilan Pejabat Eksekutif, Presiden & CEO Mitsubishi Motors, mengadakan konferensi pers bersama mengenai pembicaraan merger mereka, di Tokyo, Jepang, Senin (23/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO- Honda dan Nissan telah memulai pembicaraan menuju kemungkinan merger. Kedua perusahaan itu telah bertemu di Tokyo Senin (23/12/2024).

Rencana merger ini sebagai sebuah perubahan bersejarah bagi industri otomotif Jepang yang menggarisbawahi ancaman yang ditimbulkan oleh produsen kendaraan listrik Chinaterhadap beberapa produsen mobil paling terkenal di dunia.

Baca Juga

Integrasi tersebut akan menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan setelah Toyota dan Volkswagen. Hal ini juga akan memberi kedua perusahaan berkesempatan untuk berbagi sumber daya dalam menghadapi persaingan ketat dari Tesla dan pesaing Tiongkok yang lebih gesit, seperti BYD.

Penggabungan dua merek Jepang yang terkenal - Honda adalah produsen mobil terbesar kedua di Jepang dan Nissan nomor 3 - akan menandai perombakan terbesar dalam industri otomotif global sejak Fiat Chrysler Automobiles dan PSA bergabung pada tahun 2021 untuk menciptakan Stellantis dalam kesepakatan senilai 52 miliar dolar AS.

Mitsubishi Motors produsen otomotif Jepang yang lebih kecil, dan Nissan adalah pemegang saham utama, juga mempertimbangkan untuk bergabung, kata perusahaan tersebut. Para kepala eksekutif dari ketiga perusahaan mengadakan konferensi pers bersama di Tokyo.

"Munculnya produsen mobil China dan pemain baru telah banyak mengubah industri mobil," kata CEO Honda Toshihiro Mibe dalam konferensi pers tersebut.

"Kita harus membangun kemampuan untuk melawan mereka pada tahun 2030, kalau tidak kita akan kalah," katanya.

Kedua perusahaan tersebut akan menargetkan penjualan gabungan sebesar 30 triliun yen (191 miliar dolar AS) dan laba operasi lebih dari 3 triliun yen melalui potensi merger.

Mereka bertujuan untuk menyelesaikan pembicaraan sekitar Juni 2025 dan kemudian mendirikan perusahaan induk pada Agustus 2026, di mana saham kedua perusahaan akan dihapus dari pencatatan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement