Kamis 19 Dec 2024 15:42 WIB

Volume Transaksi QRIS Tumbuh Pesat Hingga 186 Persen, Debet Lesu Hanya 10 Persen

Pertumbuhan positif terjadi pada perkembangan volume transaksi kartu kredit.

Rep: Eva RiantiĀ / Red: Gita Amanda
Volume transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 186 persen (yoy) mencapai 689,07 juta transaksi. (ilustrasi)
Foto: BRI
Volume transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 186 persen (yoy) mencapai 689,07 juta transaksi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan laporan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada November 2024. Tercatat, terjadi dinamika dalam berbagai jenis transaksi yang beredar di masyarakat. 

“Volume transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 186 persen (yoy) mencapai 689,07 juta transaksi, dengan jumlah pengguna dan merchant masing-masing mencapai 55,02 juta dan 35,1 juta pada November 2024,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Desember 2024 di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (18/12/2024). 

Baca Juga

Pertumbuhan positif juga terjadi pada perkembangan volume transaksi kartu kredit pada November 2024 yang tercatat tumbuh 21,2 persen (yoy) mencapai 41,15 juta transaksi. Sedangkan, volume transaksi menggunakan kartu debet (ATM/D) alami penurunan. 

“Sementara itu, volume transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D pada November 2024 turun 10,9 persen menjadi 562,75 juta transaksi,” lanjutnya. 

BI mencatat volume transaksi digital banking pada November mencapai hingga 2,04 miliar transaksi atau tumbuh 40,1 persen (yoy). Adapun volume transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 33,4 persen (yoy) mencapai 1,44 miliar transaksi. 

Dari sisi nilai besar, transaksi BI-RTGS pada November 2024 meningkat 9,82 persen (yoy) dengan nominal transaksi sebesar Rp 14.969,37 triliun. Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST pada November 2024 tumbuh 69,90 persen (yoy) mencapai 338,61 juta transaksi. “Akselerasi pembayaran digital berlanjut,” jelas Perry. 

Dari sisi pengelolaan uang rupiah, uang kartal yang diedarkan (UYD) tercatat tumbuh 11,9 persen (yoy) menjadi Rp 1.105,8 triliun pada November 2024. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement