Selasa 27 Jun 2017 22:56 WIB

'2020 BEI Bisa Menjadi Bursa Efek Terkemuka di ASEAN'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Maman Sudiaman
BEI
Foto: Antara
BEI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, master plan BEI 2016-2020 memproyeksikan BEI bakal menjadi bursa efek terkemuka di Asia Tenggara mulai tahun 2020. Untuk itu, manajemen tetap berfokus pada empat pilar utama pengembangan ke depan. Yaitu, penambahan jumlah investor aktif, peningkatan jumlah perusahaan tercatat, penguatan anggota bursa, dan penguatan ketahanan industri Pasar Modal Indonesia. 

Dalam hal area penambahan jumlah investor aktif, Direksi BEI melaporkan hingga akhir tahun 2016, terdapat 187.268 investor yang aktif bertransaksi dalam tahun 2016. Angka ini meningkat 21,3 persen dari tahun sebelumnya.

''Jumlah investor aktif di 2016 mencerminkan 35 persen dari total investor sebanyak 535.994 investor yang terdaftar Single Investor Identification (SID). Jumlah ini meningkat 23,47 persen dari jumlah SID pada akhir tahun 2015,'' ucap Tito, dalam siaran persnya, Selasa (27/6).

Selain itu, pendirian Pusat Informasi Go Public (PIGP), menjadi inisiatif BEI yang bertujuan meningkatkan jumlah Perusahaan Tercatat. Keberadaan PIGP diharapkan memudahkan calon Perusahaan Tercatat mengakses data dan memperoleh informasi tentang bagaimana mencatatkan saham di BEI.

Di tahun 2016, BEI telah membuka lima PIGP di 5 kota besar yakni Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Dari sisi penguatan Anggota Bursa dan ketahanan industri Pasar Modal Indonesia, lanjut Tito, BEI melakukan beberapa upaya penguatan Anggota Bursa seperti dengan melakukan relaksasi margin yang bertujuan mendorong AB dapat bertransaksi lebih banyak saham secara margin, yang ditandai dengan pendirian PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) pada 26 Desember bersama dengan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya. 

''BEI juga mendorong terciptanya dan meningkatnya jumlah Wakil Perantara Perdagangan Efek,'' lanjut Tito.

Bukan hanya itu, Tito menuturkan, BEI Bekerjasama dengan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Hingga akhir 2016, BEI telah berpartisipasi dalam menghadirkan sejumlah kalangan profesional dan berlisensi melalui penambahan 814 Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE), 1.151 WPPE Pemasaran, 193 WPPE Pemasaran Terbatas, 641 Wakil Manajer Investasi (WMI), dan 41 Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM).

''BEI pun mendukung program Amnesti Pajak, serta melakukan penguatan pada infrastruktur perdagangan dengan melakukan inisiasi rencana kerja Pembaruan Sistem Perdagangan,'' jelas Tito.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement