Kamis 08 Jun 2017 19:25 WIB

Peringkat S&P Dorong Kenaikan Cadangan Devisa Mei

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
cadangan devisa, ilustrasi
cadangan devisa, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengumumkan, cadangan devisa Indonesia tercatat 124,95 miliar dolar AS pada Mei tahun ini. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir April 2017 yang sebesar 123,25 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa. "Di antaranya berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas," ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (8/6).

Penerimaan devisa itu, kata Tirta, melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Posisi cadangan devisa per akhir Mei 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. "Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal. Kemudian menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," tutur Tirta.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, peningkatan tersebut menunjukkan cadangan devisa makin kuat dan tahan terhadap gejolak perekonomian. "Ini berkat kenaikan rating S&P juga," ujarnya. Ia menjelaskan peningkatan peringkat  Indonesia menjadi layak investasi membuat modal masuk cukup deras sejak awal tahun. Maka Bhima yakin cadangan devisa pada Juni akan terus menguat. "Diprediksi terus menguat di range 126 sampai 129 miliar dolar AS," katanya.

Meski begitu, menurutnya, BI harus tetap waspada karena ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate (FFR) tetap mengancam cadangan devisa. "Kondisi geopolitik masih belum stabil. Nanti tekanannya memuncak di semester kedua 2017," kata Bhima. Ia menambahkan, kemungkinan Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga FFR dua kali lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement