Sabtu 03 Jun 2017 13:10 WIB

GMF Bantah ada Karyawannya Jadi DPO Kepolisian Filipina

 Sejumlah petugas memeriksa kondisi pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah petugas memeriksa kondisi pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) menyatakan dapat dipastikan bahwa salah satu daftar pencarian orang (DPO) kepolisian nasional Filipina atas kejadian penyerbuan di Marawi atas nama Yoki Pratama Windyarto, bukanlah karyawan GMF.

VP Corporate Secretary GMF M Arif Faisal dalam rilis, di Jakarta, Sabtu (3/6) menyatakan, Yoki pernah menjadi Pegawai Kontrak Waktu Tertentu (PKWT) di GMF sejak 26 Desember 2016 dan mulai tidak aktif bekerja sejak 27 Februari 2017. 

Arif mengungkapkan, Yoki masuk sebagai PKWT di GMF melalui proses recruitment sesuai prosedur yaitu psikotest, interview user, test kesehatan hingga security clearence dan pantukhir. "Semua hasil menunjukkan bahwa yang bersangkutan lulus sebagai PKWT GMF," katanya. 

Setelah lulus test, Yoki ditempatkan dalam program On Job Training di unit Engine Maintenance sebagai Trainee for Senior Engine/APU Maintenance Engineer. Arif juga mengatakan bahwa dalam kesehariannya yang bersangkutan tidak menunjukkan tanda-tanda yang ganjil. 

"Perilakunya cukup baik dan tidak pernah bermasalah dalam perkerjaan," katanya.

Sejak 27 Februari 2017 yang bersangkutan tidak masuk kantor dan tidak pernah lagi dapat dihubungi. Sesuai prosedur kontrak PKWT di GMF, bahwa untuk PKWT yang tidak masuk kantor dalam waktu 5 hari berturut-turut tanpa keterangan dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja.

Oleh karena itu, setelah melakukan proses pencarian termasuk klarifikasi ke keluarga, dan mendapat surat Keterangan Hilang dari Kepolisian, GMF secara resmi mengeluarkan surat pemutusan hubungan kerja terhadap yang bersangkutan tanggal 4 April 2017. 

Arif menuturkan GMF sebagai perusahaan MRO kelas dunia di mana seluruh karyawannya adalaah putra putri bangsa selalu berkomitmen dalam menjalankan prosedur kepegawaian sejak perekrutan hingga proses pekerjaan sehari-hari. 

"GMF juga senantiasa menjunjung tinggi budaya perusahaan yang berlandaskan nasionalisme melalui berbagai program rutinnya seperti upacara bulanan, dan briefing pagi setiap harinya untuk memastikan kondisi dan kesiapan setiap personil," katanya menambahkan. 

Arif juga mengatakan bahwa sebagai perusahaan MRO yang memiliki sertifikasi internasional GMF juga mengutamakan safety dan quality dalam setiap lini bisnisnya, termasuk menjaga dengan baik area kerja GMF yang merupakan kawasan berikat dengan sistem security yang mumpuni.

"Manajemen GMF juga berkomitmen untuk bersikap kooperatif dan mendukung pihak-pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut jika diperlukan," ujar Arif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement