Sabtu 27 May 2017 15:50 WIB

Berani Membuka Usaha Warung, Siti Mantap Menjadi Perempuan Mandiri

Siti di warung sembako miliknya
Foto: Amartha
Siti di warung sembako miliknya

REPUBLIKA.CO.ID, Memasuki usia hampir setangah abad, Siti (45 tahun) merupakan sosok wanita yang memiliki jiwa semangat, tekun dan bekerja keras. Dahulu Siti hanya seorang ibu rumah tangga, bergantung pada pendapatan suaminya yang berkerja sebagai montir pada salah satu bengkel di daerah Cikampek. 

Dalam satu pekan, suami Siti hanya mampu mengirim uang Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu saja. Jumlah tersebut dirasa kurang untuk dapat menghidupi keempat anak-anaknya, yang beberapa sudah mengenyam bangku sekolah.

Setelah mengenal dan mantap untuk bergabung bersama Amartha, ia lantas mendapatkan modal awal sebesar Rp 500 ribu. Lalu dengan cekatan, Siti mulai merintis usaha warung miliknya sekitar tahun 2014 yang lalu.

Pertama kali membuka warung, Siti hanya mampu berjualan aneka jajanan dan juga beberapa sembako saja. Lambat laun barang dagangan Siti kian bertambah dari keuntungan yang ia peroleh. Dibantu dengan modal yang diberikan Amartha pada pembiayaan selanjutnya sebesar tiga juta rupiah, Siti mampu membeli barang-barang yang dahulu tidak dapat ia beli. Khususnya jajanan anak dan juga sembako sehingga kini barang dagangan di warung Siti semakin lengkap.

Ternyata jiwa bisnisnya main terasah, peluang demi peluang ia hinggapi dengan penuh optimis. Selain berjualan aneka jajanan, Siti juga menawarkan jasa menjahit baju, ide ini muncul saat tetangganya meminta bantuan untuk mengecilkan celana jeans, ternyata hasilnya rapi dan memuaskan. 

Sejak itu, banyak orang datang kepadanya, untuk sekadar memodifikasi baju atau celana yang rusak dan kurang sesuai dengan keinginan konsumen. Semangat untuk selalu produktif setiap saat selalu Siti tanamkan dan ia jadikan pedoman dalam hidup, agar kelak hidupnya dan keluarga dapat lebih baik dan sejahtera.

 

Tabungan Masa Depan

Siapa menabung pasti beruntung, agaknya kalimat di atas sejalan dengan semangat dan sikap Siti untuk terus menabung dari hasil jerih payahnya berjualan sembako, aneka snack dan juga menjahit.

Setiap saat, Siti tak pernah lupa mengalokasikan uang dari hasil usahanya untuk ditabungkan, guna dijadikan dana pendidikan, kesehatan dan hal-hal tidak terduga yang mungkin akan ia butuhkan kelak.

“Alhamdulillah di Amartha saya bisa nabung rutin, nggak kerasa tahu-tahu sudah banyak saja tabungannya, sangat membantu saya,” kata Siti dengan penuh suka cita.

Tabungan tersebut tentu saja, sangat membantu Siti untuk dapat menyiapkan masa depan dirinya dan keluarga menjadi semakin baik dan sejahtera. Sebab ia percaya, semangat dan kerja kerasnya akan berbuah manis di kemudian hari.

 

Peningkatan Kesejahteraan

Kesejahteraan sering kali dikaitkan dengan hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan dan ketentraman. Kesejahteraan dapat tercapai apabila seseorang atau sekelompok orang mampu mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cukup dan tidak kekurangan.

Hingga saat ini, inilah salah satu contoh seorang perempuan yang tetap semangat untuk bekerja, tidak kenal lelah untuk mencapai kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Sosok ini adalah Siti, yang bekerja sebagai penjual aneka sembako dan juga penjahit baju.

“Dulu belum bisa nabung apa-apa, ya, masih cukup saja bahkan ya, kurang. Kalau sekarang utang ke tetangga sudah nggak ada, jualan juga lancar, uang makan uang jajan anak aman, lah,” ujar Siti dengan penuh keceriaan.

Keadaan ekonomi Siti saat ini sudah nampak lebih baik dari pada beberapa tahun belakang. Siti berhasil mengembangkan usaha warungnya menjadi lebih besar dengan beraneka ragam barang dagangan dan peningkatan omzet hingga 100 persen setiap harinya.

“Pas awal buka mah, cuma kecil dapet uangnya, kan, dulu dagangan juga nggak seberapa. Paling sehari untung Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu. Sekarang sehari bisa untung Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu,” ujar Siti dengan senyum mengembang di wajahnya.

Kebutuhan dapur dan uang jajan anak-anaknya sudah tercukupi lewat usahanya itu. Sehingga nafkah yang diberikan suaminya mampu ia alokasikan untuk menabung dan juga untuk keperluan lain.

Amartha percaya, dengan semangat ekonomi inklusif Indonesia akan lebih maju dan sejahtera. Masyarakat akar rumput yang saat ini kesulitan dalam mendapatkan suntikan modal dari perbankan konvensional, membuat geliat perekonomian kecil dan mikro, tidak dapat berkembang dengan maksimal. Padahal, perekonomian nasional dibangun melalui ekonomi lokal yang berasal dari mereka, sektor usaha kecil dan mikro ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement