REPUBLIKA.CO.ID, Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki oleh-oleh khas yaitu dodol. Berkembangnya makanan khas ini tak terlepas dari peran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Arief Muhammad (38 tahun), adalah salah satu pelaku UMKM yang bergerak di UMKM produk dodol. Merek dagang produknya adalah Murni 33.
Murni 33 bukanlah produk baru, Dodol Murni 33 sudah ada sejak tahun 1990. Saat itu Dodol Murni 33 dirintis oleh Bapak Munir Nasech Abbas, ayah dari Arief Muhammad. Nama Murni sendiri berasal dari nama sang pendiri PD Murni 33, yaitu Munir. Munir memiliki lima orang anak. Usahanya tersebut kini telah diturunkan ke Arief sejak tahun 2009. Kini produsen dodol ini beralamat di Jalan Sudirman No. 46, Kabupaten Garut.
Bukan tanpa alasan Pak Munir mewarisi usahanya ke Arief, anaknya. Sewaktu kecil, Arief kerap diajak berdagang oleh ayahnya. Sejak masih sekolah, Arief sudah belajar tentang bisnis dodol dari ayahnya. Awalnya, Arief merasa kesulitan dalam mengembangkan usahanya tersebut. Ia hanya memiliki sedikit pegewai dengan jumlah produksi yang minim, paling hanya 100 hingga 200 kilogram dodol.
Arief pun berpikir agar bagaimana usaha yang dirintis sejak lama oleh ayahnya dapat berkembang dan memperoleh omzet yang besar. Arief sempat mendatangi beberapa bank untuk mencari mitra bisnis yang tepat untuk usahanya. Sampai akhirnya ia memilih Bank BJB.
Ada beberapa alasan yang membuat Arief mengajukan bantuan modal ke Bank BJB. Ia melihat Bank BJB memberikan skema kredit yang menarik bagi UMKM karena ketentuan bunganya sangat kompetitif, sehingga tidak memberatkan pelaku UMKM. Selain itu prosesnya yang mudah dan cepat.
‘’Tidak banyak syarat yang memusingkan. Bantuan modal bisa langsung diterima melalui rekening Bank BJB saya,’’ ujar ayah dua anak itu.
Berkat bantuan modal dari Bank BJB, kini PD Murni 33 mengalami peningkatan, baik dalam jumlah produksi maupun omzet. Pegawai yang bekerja dengannya kini ada lebih dari 10 orang. Untuk jumlah produksinya, PD Murni 33 bisa memproduksi tiga hingga empat kuintal per hari.
Arief berharap ke depannya, ia tidak akan berhenti dalam berekspansi. Dalam mengembangkan bisnisnya, belum terpikir oleh Arief untuk memilih bank lain sebagai sumber pinjaman modal.