REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN memanfaatkan dana desa dan dana yang menjadi alokasi Pemerintah Daerah untuk bisa meningkatkan elektrifikasi di daerah terpencil. Direktur Perencanaan Korporat PT PLN, Nicke Widyawati mengatakan ada banyak tantangan yang harus dihadapi untuk membangun listrik di daerah. Namun ia mengatakan ada dana desa dan dana alokasi pemda untuk bisa mengatasi hal tersebut.
Nicke mengatakan salah satu tantangan membangun listrik di desa adalah data dan jumlah akurasi penduduk di daerah terpencil. Akhirnya PLN menggunakan pendataan melalui rooftagging atau memakai deteksi udara. Selain itu untuk sarana komunikasi dan pembelian token bagi para masyarakat PLN memanfaatkan pemasangan Visat dan BP yang dibantu dengan dana desa.
Sedangkan untuk biaya penyambungan alokasi dana desa digunakan untuk membangun penyambungan antara satu transmisi ke transmisi lain sehingga konektivitas juga bisa terjadi.
"Dana sebagian besar dari PLN, namun pemda juga ada alokasi, ada juga memakai dana desa," ujar Nicke di Kantor Kementerian BUMN, Senin (15/5).
Selain itu, Nikce mengatakan bahwa ada tantangan keamanan juga terbatasanya kontraktor untuk membangun listrik di daerah. Ia mengatakan untuk meningkatkan keamanan maka keterlibatan pekerja lokal juga ditingkatkan untuk meningkatkan elektrifikasi ini.
"Tantangan kontraktor kan ini terbatas. Harusnya kan kita bisa pakai kontraktor lokal. Tapi karena terbatas kita buka luar dan kerja sama lokal. Nah mereka bisa sharing pengalaman," ujar Nicke.
Selain itu, untuk membangun transmisi juga membutuhkan lahan yang tak sedikit. Ia mengatakan, pengadaan lahan selama ini dibantu dari pemerintah daerah sehingga pembangunan bisa lebih cepat dan lebih lancar.
"Pemda pemda ini juga mereka menanti nanti ya program ini. Jadi banyak yang memang menghibahkan lahan," ujar Nicke.