Selasa 09 May 2017 04:05 WIB

Porsi Pembagian Obligasi Bank Mandiri Tunggu Kondisi Pasar

Rep: iit septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar (tengah) bersama, Senior EVP Corporate Transformation Bank Mandiri Agus Dwi Handaya (kiri) , dan Dirut Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir berbincang usai investor gathering penerbitan obligasi Bank Mandiri di Jakarta, Senin (8/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar (tengah) bersama, Senior EVP Corporate Transformation Bank Mandiri Agus Dwi Handaya (kiri) , dan Dirut Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir berbincang usai investor gathering penerbitan obligasi Bank Mandiri di Jakarta, Senin (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Mandiri berencana menerbitkan obligasi dengan target sebanyak Rp 5 triliun. Secara keseluruhan, perseroan akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 14 triliun dalam Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I sampai 2018.

Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, porsi pembagian obligasi tersebut masih menunggu kondisi pasar. Namun yang pasti, obligasi diterbitkan untuk memperbaiki struktur pendanaan bank, terutama untuk kebutuhan kredit jangka panjang semakin besar.

"Pertumbuhan kredit kita tahun ini target 13 sampai 14 persen. Selain di corporate infrastruktur, Mandiri juga akan agresif di sektor konsumer dan ritel," jelas Royke di Jakarta, Senin, (8/5). Menurutnya kebutuhan kredit jangka panjang kebanyakan untuk infrastruktur.

Ia menyebutkan, kondisi likuiditas perseroan saat ini masih cukup baik dengan loan to deposit ration (LDR) di kisaran 90 persen. Meski begitu, bank berpelat merah tersebut masih akan menurunkannya di level 87 sampai 88 persen.

"Ekspektasi kami di 87 sampai 88 persen. Kami akan coba maintain level itu supaya bisa tahun ini. Kami harus jaga kondisi struktur funding," tutur Royke.

Dalam penerbitan obligasi kali ini, Bank Mandiri sudah menunjuk lima perusahaan penjamin emisi, yaitu Mandiri Sekutitas, Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement