REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah gejolak ekonomi global dan tekanan nilai tukar rupiah yang menyentuh Rp 16.891 per dolar AS, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit valuta asing (valas) sebesar 10,12 persen secara tahunan (year on year/YoY) per 31 Desember 2024. Pertumbuhan ini mencerminkan komitmen bank dalam memperkuat pembiayaan valas bagi nasabah global.
“Dapat kami sampaikan bahwa penyaluran kredit valas Bank Mandiri terus menunjukkan akselerasi positif sepanjang tahun 2024, dengan pertumbuhan per 31 Desember 2024 adalah 10,12 persen secara year on year (YoY). Pertumbuhan ini sejalan dengan komitmen kami dalam mendukung pembiayaan nasabah global, khususnya pelaku usaha yang membutuhkan eksposur dalam mata uang asing,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara dalam keterangannya kepada Republika, Rabu (9/4/2025).
Seiring dengan itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) valas juga tumbuh 5,92 persen YoY. Kenaikan tersebut ditopang oleh aktivitas trade finance dan treasury, yang menjadi kebutuhan utama nasabah korporasi dengan eksposur internasional.
“Pada periode yang sama, Dana Pihak Ketiga (DPK) valas juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,92 persen YoY. Adapun, transaksi terbanyak masih berasal dari aktivitas trade finance dan treasury, yang menjadi kebutuhan utama nasabah korporasi dengan jaringan internasional,” lanjutnya.
Menghadapi tekanan global, Bank Mandiri mengandalkan strategi likuiditas valas yang fleksibel. Pendanaan dilakukan tidak hanya melalui DPK, tetapi juga skema non-DPK seperti bilateral, club deal, hingga penerbitan surat utang.
“Ke depan, untuk menjaga likuiditas valas, Bank Mandiri memiliki berbagai macam alternatif untuk melakukan pendanaan baik melalui strategi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Valas, maupun pendanaan non-DPK (wholesale funding) melalui transaksi yang sifatnya bilateral, club deal, ataupun penerbitan Surat Utang,” jelas Ashidiq.
Menurutnya, strategi likuiditas yang hati-hati dan diversifikasi sumber dana menjadi kunci menghadapi dinamika pasar saat ini. Bank Mandiri bahkan telah menerbitkan instrumen global senilai 800 juta dolar AS untuk memperkuat pengembangan bisnis.
“Kami meyakini melalui strategi pengelolaan likuiditas valas yang prudent, fleksibel, serta didukung oleh diversifikasi sumber dana yang solid, Bank Mandiri tetap berada dalam posisi yang kuat untuk menjaga kestabilan dan kecukupan likuiditas secara berkelanjutan. Terbaru, kami baru saja menerbitkan Euro Medium Term Note (EMTN) senilai 800 juta dolar AS pada 24 Maret 2025 dengan proceed yang digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan,” jelasnya.