REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Proyek pembangunan LRT Jabodabek akan dikebut untuk mengejar target tahun 2018 sudah bisa operasional. Direktur Utama PT. Adhi Karya, Budi Harto mengatakan target 2017 ini proyek bisa berprogress hingga 45 persen.
Budi mengatakan saat ini setidaknya Adhi Karya sudah merogoh kocek sekitar Rp 3 Triliun untuk menyelesaikan proyek LRT hingga akhir tahun nanti. Sedangkan kucuran dana dari Pemerintah melalui PMN sebesar Rp 1,4 triliun pada 2015 lalu dipakai Adhi Karya untuk pembangunan Depo.
"Target akhir tahun bisa mencapai 45 persen. Sampai Maret kemarin progress sudah mencapai 15 persen," ujar Budi di Kantor Kemenko Maritim, Rabu (12/4).
Budi mengatakan saat ini Adhi Karya memastikan pembangunan LRT tetap akan sesuai target. Ia mengatakan Adhi Karya akan terus melanjutkan pembangunan meski jaminan pembiayaan kekurangan masih belum ketuk palu. "Tetap sesuai target, sudah macet macet begitu. Tetap kita selesaikan," ujar Budi.
Proyek LRT Jabodabek yang ditargetkan selesai 2018 ini menelan biaya infrastruktur sekitar Rp 23 triliun. Biaya tersebut dibagi antara lain menggunakan dana PMN sekitar Rp 9 Triliun dan sisanya menggunakan dana pinjaman dari Bank.
Saat ini pemerintah sudah mengucurkan dana sekitar Rp 3,4 triliun yang diberikan kepada KAI sebesar Rp 2 Trilun dan kepada Adhi Karya sebesar Rp 1,4 Triliun. Tahun ini pemerintah akan mengucurkan dana lagi sekitar Rp 5,6 Triliun yang akan diberikan kepada KAI sebagai penambahan ekuitas sehingga KAI bisa mencari pinjaman dana untuk menyelesaikan proyek LRT.