Sabtu 25 Mar 2017 02:15 WIB

Sikap KSP Soal Pabrik Semen Rembang Dinilai Ganjar Paling Tepat

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Budi Raharjo
Lokasi pabrik PT Semen Indonesia (Persero) di Kecamatan, Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Lokasi pabrik PT Semen Indonesia (Persero) di Kecamatan, Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyayangkan beredarnya kabar pabrik PT Semen Indonesia di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah sudah beroperasional.

Bahkan pabrik semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini disebut- sebut juga telah melakukan aktvitas penambangan.

Perihal kabar ini, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut mengaku langsung mencari kebenarannya dan melakukan pengecekan, yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang dikabarkan. “Hari ini, kabar yang beredar pabrik semen Rembang sudah beroperasi, walaupun kenyataannya tidak,” ungkap Ganjar Pranowo, di Semarang, Jumat (24/3).

Menurut Ganjar, hasil pertemuan dengan Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki sudah jelas. Poin- poin peresmian pabrik ditangguhkan, jalan- jalan yang terdampak oleh aktivitas pembangunan dilakukan perbaikan sambil menunggu hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) disebutnya sebagai jalan tengah yang tepat.

Persoalan pro dan kontra, lanjutnya, itu merupakan sesuatu wajar terjadi. Namun jangan melupakan kondisi masyarakat yang ada di sekitar pembangunan pabrik semen di Rembang saat ini. Menurut Ganjar, saat ini di Kabupaten Pati juga ada industri semen yang masuk dan mendapatkan penolakan hingga kalah di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). “Tetapi mengapa ‘perlawanannya’ tidak seheroik dengan yang ada di Rembang,” tegasnya.

Ia juga mengakui, penolakan terhadap pabrik semen di Rembang yang selama ini lantang disuarakan justru banyak dilakukan oleh mereka yang berasal dari luar Kabupaten Rembang, bukan masyarakat di sekitar pabrik. Memang tak ada yang bisa membatasi solidaritas dan mengatasnamakan solidaritas itu juga sah- sah saja dilakukan. Bahkan ia juga ikut prihatin dengan apa yang sempat dialami oleh salah satu peserta aksi.

Kalau yang menjadi keberatan ini karena persoalan izin lingkungan, sebenarnya dari dulu di sekitar lokasi pabrik semen Rembang sudah ada aktivitas penambangan. “Di sana, dari dulu sudah ada aktivitas membedah kulit bumi yang dampak lingkungannya juga cukup luar biasa,” tandasnya.

Makanya, masih kata gubernur, ia membutuhkan pemberitaan yang benar dan berani mengungkap bagaimana kondisi sebenarnya yang terjadi dibalik polemik pembangunan pabrik semen di Rembang ini.

Makanya, apa yang telah diupayakan oleh Kepala Staf Kepresidenan merupakan jalan terbaik untuk menjawab persoalan pabrik semen Rembang. “Sehingga ini yang harus bisa dipahami oleh semua pihak,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement