Jumat 17 Mar 2017 16:22 WIB

Pembangunan Belum 50 Persen, Waskita Karya: LRT Bisa Beroperasi 2018

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Kendaraan melintas di samping pembangunan  proyek Light Rail Transit (LRT) di Cibubur, Jaktim, Selasa (14/2).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Kendaraan melintas di samping pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) di Cibubur, Jaktim, Selasa (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya sebagai operator proyek pembangunan LRT sudah mengerjakan pembangunan hingga 40 persen. Direktur Utama PT Waskita Karya, M Choliq mengatakan target yang dipasang oleh Presiden proyek LRT akan selesai tepat waktu.

Choliq mengatakan proyek LRT akan tetap selesai pada Juni 2018 nanti. Choliq mengatakan segala aspek, nilai jadwal pembayaran dan sumber dana sudah selesai disepakati antara pemerintah dengan pihak Waskita Karya. Choliq mengatakan untuk pembiayaan, 100 persen menggunakan APBN. Untuk sementara waktu pihak Waskita Karya akan menggunakan cadangan modal untuk menyelesaikan proyek ini, setelah proyek selesai baru akan dilunasi oleh negara pada Juni 2018.

"Progres 40 persenan. Pekerjaan teknik sipil dijamin tiga bulan lebih cepat, akhir tahun ini diharapkan bisa selesaikan. Tinggal sistem uji coba kereta DLL, itu tanggungjawab KAI. Sampai Juni 2018 harus operasional full," ujar Choliq di Kantor Waskita Karya, Jakarta, Jumat (17/3).

Choliq mengatakan pada tahun ini untuk mendukung proyek LRT, Waskita Karya melakukan efisiensi dan meningkatkan belanja modal hingga Rp 32 triliun. Hingga akhir Februari 2017, total ekuitas yang dimiliki perusahaan itu telah mencapai Rp 20 triliun. Hingga akhir 2017, perseroan menargetkan dapat meningkatkan modal perusahaan dari sisi ekuitas sebesar Rp 30 triliun. "Kami tidak ada IPO (anak perusahaan), tapi bagaimana Waskita memperkuat permodalan dari sisi ekuitas. Kami menganggarkan capex sekitar Rp 32 triliun," ujar Choliq.

Dari sisi obligasi, perusahaan juga telah berencana melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp 10 triliun. Namun Choliq belum dapat menerangkan lebih lanjut secara pasti kapan obligasi akan dikeluarkan perusahaan. "Soal obligasi mungkin pada kuartal berikutnya, capai PUB baru, skalanya Rp 10 triliun, masih dalam proses," ucapnya.

Adapun capex tersebut rencananya dipergunakan untuk pembiayaan proyek Waskita, karena tahun ini perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 80 triliun. Adapun hingga akhir Februari lalu, kontrak Waskita baru mencapai sekitar 10 persen atau Rp 8,6 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement