Kamis 16 Feb 2017 09:20 WIB

4 Jalan Layang Brebes-Tegal Ditargetkan Rampung Ramadhan 2017

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Jalan layang. Ilustrasi
Foto: Waskita
Jalan layang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mulai mempercepat pengerjaan empat flyover atau jalan layang yang melintasi perlintasan sebidang kereta api di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah. Proyek yang menelan biaya Rp 380 miliar ini sebelumnya sempat mundur penggarapannya lantaran sulitnya pembebasan lahan.

Namun, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku optimistis bahwa pembangunan jalan layang bisa rampung sebelum periode mudik Lebaran 2017.

Basuki menjelaskan, tender pengerjaan proyek jalan layang ini dilakukan pada November-Desember tahun 2016 lalu. Keempat jalan layang yang akan dibangun merupakan perlintasan sebidang kereta api di Dermoleng dan Kretek Brebes serta Klonengan dan Kesambi di Tegal. Perkembangan pembangunannya sendiri memang sedikit lambat, selain karena alasan lahan, juga lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi di Januari-Februari ini.

"Namun rencananya akhir bulan ini semua bidang selesai dan Anda dengar sendiri pekerjaan dua shift, walaupun hujan jalan terus. Dan semuanya, pelaksana ada Adhi Karya, Hutama Karya, dan Brantas Abhipraya sepakat masih pegang schedule, awal Juni bisa diselesaikan," jelas Basuki saat mengunjungi lokasi proyek di Tegal, Jawa Tengah, Rabu (15/2) petang.

Rincian perkembangan pengerjaan masing-masing jalan layang, untuk Dermoleng sudah mencapai 8,8 persen atau lebih cepat dari rencana awal. Sementara jalan layang Klonengan sudah mencapai 11,9 persen, Kesambi baru menyentuh 6,2 persen, dan jalan layang Kretek 2,3 persen.

Basuki juga menegaskan bahwa persoalan 7 bidang lahan yang belum rampung bisa diselesaikan akhir Februari ini. Catatan Kementerian PUPR, seluruh perlintasan sebidang di Brebes dan Tegal bisa melayani hingga 72 lintasan kereta api dalam sehari. Angkanya bisa melonjak hingga 92 lintasan di musim mudik Lebaran.

Basuki memberi contoh, bila satu lintasan kereta api memakan waktu 5 menit maka dalam sehari dibutuhkan waktu hingga 450 menit atau nyaris 8 jam untuk menunggu kereta api lewat.

Lamanya waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk antre di perlintasan sebidang itu lah yang selalu memicu kemacetan panjang di jalur Tegal-Purwokerto setiap kali arus mudik dan arus balik Lebaran. "Itu yang menjadi salah satu penyebab kemacetan. Jadi ada Dermoleng, Klonengan, Kesambi, dan Kretek. Bahkan kalau ada Kesambi dia ada perlintasan, macetnya sampai ke sini (Klonengan)," ujar Basuki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement