Kamis 26 Dec 2024 00:25 WIB

China akan Buka Keran Impor Produk Laut dari Jepang

Impor produk laut dari Jepang akan diimpor secara bertahap ke China.

Pemerintah China secara bertahap akan membuka keran impor produk laut dari Jepang.
Foto: AP
Pemerintah China secara bertahap akan membuka keran impor produk laut dari Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China secara bertahap akan membuka keran impor produk laut dari Jepang. Hal itu dilakukan setelah hasil pengujian air limbah olahan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima terbukti aman.

"China akan mulai menyesuaikan langkah-langkah yang relevan berdasarkan bukti ilmiah dan secara bertahap melakukan impor produk akuatik Jepang yang memenuhi persyaratan dan standar regulasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, China pada Selasa (24/12/2024).

Baca Juga

Sejak September 2024, China menjadi salah satu negara yang terlibat dalam pemantauan bersama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency atau IAEA) untuk ikut meneliti air limbah olahan PLTN Fukushima yang dibuang ke laut.

"Hal tersebut kami putuskan setelah China berpartisipasi secara substantif dalam pemantauan internasional secara jangka panjang dan pengambilan sampel independen serta kegiatan pemantauan lainnya dilakukan," ungkap Mao Ning.

Namun, Mao Ning menegaskan China tetap menentang pembuangan air yang terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang.

"Izinkan saya katakan bahwa satu pengujian saja tidak membuktikan banyak hal. Kuncinya adalah Jepang akan memenuhi janjinya dengan sungguh-sungguh, dan memastikan bahwa pemantauan internasional akan terus dilaksanakan dengan baik. China serta semua pemangku kepentingan lainnya dapat melaksanakan pengambilan sampel dan pemantauan secara independen," tegas Mao Ning.

Gelombang pertama pelepasan air PLTN Fukushima dimulai pada 24 Agustus 2023, dan total sekitar 31.200 ton air olahan dilepaskan dalam empat putaran pada tahun fiskal 2023, yang berakhir pada Maret 2024. Pada tahun fiskal 2024, TEPCO berencana melepaskan total 54.600 ton dalam tujuh putaran.

Selama ini China selalu dengan tegas menentang pembuangan air olahan itu karena menilai bukan perbuatan yang bertanggung jawab dan meminta Jepang dapat bekerja sama untuk membentuk pengaturan pemantauan internasional jangka panjang yang independen termasuk dengan mendapat sampel air olahan dan pemantauan mandiri.

TEPCO Holdings Inc memulai putaran kedelapan pembuangan air olahan dari PLTN Fukushima ke laut pada 7 Agustus 2024. TEPCO membuang sekitar 7.800 ton air buangan PLTN Fukushima yang telah disaring dari tangki penyimpanan ke Samudra Pasifik setelah mengencerkannya dengan sejumlah besar air laut. Pembuangan putaran keempat selesai pada 25 Agustus.

TEPCO, Badan Tenaga Atom Jepang, dan perusahaan riset swasta masing-masing memantau konsentrasi zat radioaktif dalam air dari tangki penyimpanan. Mereka mengonfirmasi bahwa kadar semua zat kecuali tritium berada di bawah standar nasional.

Konsentrasi tritium adalah 200.000 becquerel (satuan turunan untuk keradioaktifan) per liter, jauh melebihi tingkat pembuangan yang diizinkan pemerintah Jepang yaitu di bawah 1.500 becquerel per liter.

Namun, TEPCO mengatakan akan mengencerkan air dengan volume 740 kali lebih banyak dari air laut untuk memenuhi persyaratan pemerintah Jepang.

TEPCO dan pemerintah Jepang telah memantau konsentrasi zat radioaktif di air laut dan ikan di sekitar PLTN Fukushima yang rusak akibat gempa dan tsunami pada Maret 2011. Mereka menyebut tidak ada kelainan yang terdeteksi sejak Agustus 2023.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement