Selasa 07 Feb 2017 08:59 WIB

Euro dan Dolar AS Jatuh karena Ketidakpastian Politik

 Pekerja sedang menghitung mata uang dolar di money change. ilustrasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang menghitung mata uang dolar di money change. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mata uang euro tergelincir ke level terendah dalam sepekan terakhir terhadap dolar AS, pada perdagangan Senin (6/2) waktu AS. Euro jatuh karena tertekan kisruh politik di Prancis menjelang pemilihan presiden April nanti, selain oleh berbagai rencana Pemilu di sejumlah negara Eropa.

"Risiko politik menjadi faktor peredam euro setelah pekan lalu tersandung dari level 1,08 dolar AS," kata Shaun Osborne dari Scotiabank di Toronto, seperti dikutip Reuters, Senin (6/2).

Para pelaku pasar memusatkan perhatian kepada perpolitikan Prancis di mana tokoh ekstrem kanan dari Front National Marine Le Pen mengumumkan mencalonkan diri menjadi presiden dengan bersumpah akan menentang globalisasi dan membawa Prancis keluar dari zona euro.

Pasar disebut terpengaruh rangkaian Pemilu di Belanda pada bulan depan, di Prancis April, dan di Jerman September tahun ini. Euro jatuh 0,4 persen terhadap dolar AS pada level 1,0742 dolar AS, bahkan sempat menyentuh level terendah sejak 1 Januari pada 1,0705 dolar AS.

Tak hanya euro, mata uang dolar AS juga anjlok pada level terendah dalam dua bulan terakhir terhadap yen akibat penurunan imbal hasil (yield) obligasi AS. Spread antara yield utang dua tahun AS dan Jepang berkontraksi sampai sekitar 136 basis poin yang merupakan paling rendah dalam dua bulan terakhir. Kecenderungan ini positif untuk yen.

Dolar AS diperdagangkan melemah 0,7 persen pada 111,81 yen dan sempat amblas ke level terendah sejak November tahun silam pada 111,63 yen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement