REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat memperkirakan tahun ini merupakan tahun konsolidasi bagi Indonesia. Hal itu karena negara sudah melewati pertumbuhan ekonomi hanya 4,8 persen pada 2015 sehingga 2017 diharapkan bisa meningkat.
Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy memprediksi pertumbuhan ekonomi 2015 akan berada di 5,1 persen. "Tekanan inflasi akan meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi tidak naik signifikan," jelasnya di Jakarta, Rabu, (1/2).
Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri baru saja mengumumkan inflasi Januari mencapai 0,97 persen. Angka tersebut meningkat, karena pada Januari 2016 hanya 0,51 persen.
Leo menambahkan, daya beli masyarakat tahun ini pun tidak lebih baik dari tahun lalu. "Kenapa pertumbuhan ekonomi (2017) kecil? Karena kita lihat konsumsi masyarakat tidak lebih baik dari 2016," ujarnya.
Selain tekanan inflasi, Leo menyatakan kecilnya pertumbuhan ekonomi disebabkan pula oleh kenaikan upah minimum 2017 yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu. "Upah minimum dikurangi inflasi real minimum jadi melambat 4 persen, sebelumnya tahun lalu 9 persen," tuturnya.