Rabu 01 Feb 2017 17:03 WIB

Geliat Kelas Menengah Perbaiki Ketimpangan Kaya Miskin

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan keterangan kepada wartawan terkait inflasi pada bulan Januari di Gedung BPS Jakarta, Rabu (1/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan keterangan kepada wartawan terkait inflasi pada bulan Januari di Gedung BPS Jakarta, Rabu (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok ekonomi menengah ke bawah mengalami peningkatan pengeluaran lebih tinggi dibanding kelompok ekonomi teratas. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, per September 2016 lalu menunjukkan pengeluaran ekonomi terbawah tumbuh 4,56 persen. Sementara kelompok ekonomi menengah tumbuh 11,69 persen, dan kelompok ekonomi tertinggi hanya tumbuh 3,83 persen.

Membaiknya tingkat konsumsi untuk kelompok ekonomi menengah ke bawah membuat rasio gini per September 2016 sebesar 0,394 atau naik 0,003 poin dari nilainya pada Maret 2016 sebesar 0,397. Angka ini juga menurun dibandingkan rasio gini September 2015 sebesar 0,402.

"Terjadi penguatan perekonomian untuk penduduk kelas menengah. Data survei ekonomi nasional, bahwa di kelas menengah, jumlah dan persentase penduduk yang bekerja dengan status bekerja sendiri atau bekerja tidak dibayar itu meningkat," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/2).

Suhariyanto juga menyebutkan, berdasarkan survei angkatan kerja nasional per Agustus 2016 lalu, jumlah angkatan kerja yang membuka usaha sendiri meningkat 4,77 persen dibanding tahun sebelumnya. Artinya, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami peningkatan. "Artinya ada geliat UMKM di sana. Ada kenaikan pengeluaran yang lebih tinggi di level bawah dan menengah dibandingkan level atas," ujar Suhariyanto.

Menurutnya, kunci pengurangan ketimpangan adalah perluasan kesempatan masyarakat, terutama golongan ekonomi lemah, untuk mengakses pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, dan akses terhadap modal usaha.

"Kalau itu bisa diturunkan artinya kita berikan equal access (akses setara) kepada masyarakat baik kota dan desa, maka itu bisa turunkan dua-duanya (ketimpangan desa-kota)," katanya.

Baca juga: Rasio Gini Turun Tipis, Ketimpangan Perkotaan Tetap Tinggi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement