REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) pada akhir Desember 2016 meraup laba sebelum pajak (EBT) sebesar Rp 841,67 miliar. Capaian laba ini 115,67 persen dari target Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp 727,67 miliar.
Meski audit keuangan belum selesai, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti meyakini laba Bulog tetap melampaui target.
"Kami memang sengaja mendesain untuk hanya mempunyai laba Rp 841 miliar. Sebetulnya ini semata karena kami butuh pembiayaan dalam rangka persiapan Bulog yang lebih besar dan lebih baik," kata Djarot di Jakarta, Selasa (31/1).
Ia menambahkan, beberapa kewajiban yang seharusnya dibukukan tahun lalu pun sengaja diselesaikan tahun ini. Biaya akhir 2016 untuk pengadaan barang juga masih ada yang masih berjalan pada 2017. Djarot menegaskan, pada 2017, Bulog akan memperkuat perannya untuk menjaga ketahanan pangan. Perusahaan BUMN ini bahkan sudah mendapat pembiayaan dari perbankan sekitar Rp 37 triliun.
"Artinya dana ini fleksibel sesuai kebutuhan," ujar Djarot. Ia mengungkapkan, tahun ini Bulog menargetkan total pendapatan bisa mencapai Rp 51,4 triliun.