Jumat 20 Jan 2017 03:27 WIB

Pasar Obligasi Global Masih Positif

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan pasar obligasi global yang positif terimbas pergerakan pasar obligasi AS jelang pelantikan Trump diharapkan dapat mempertahankan laju pasar obligasi. Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, di sisi lain laju rupiah yang diperkirakan akan menguat diharapkan dapat mempertahankan laju pasar obligasi domestik.

Trump akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat pada Jumat (20/1) waktu setempat. "Hal ini kami harapkan dapat mempertahankan laju pasar obligasi berada di tren penguatannya,"ujar Reza, Kamis (19/1).

Reza mengatakan, rerutama untuk obligasi jangka pendek dapat dicermati seiring pergerakan yield (imbal hasil)yang masih cenderung turun. "Meski demikian, tetap waspada dan juga cermati berbagai sentimen yang ada untuk mengantisipasi perubahan harga di pasar obligasi," katanya.

Sebelumnya, laju pasar obligasi mampu kembali menguat melanjutkan kenaikan sebelumnya dengan adanya lelang yang cukup diminati banyak pelaku pasar. Pasar obligasi berpeluang mengalami kenaikan, ditambah lagi dengan kondisi laju rupiah yang kembali mengalami kenaikan seiring terdepresiasinya laju dolar AS jelang pelantikan Presiden AS terpilih, Donald Trump.

Namun demikian, meski terjadi penguatan kami melihat kenaikan tersebut masih bersifat terbatas di mana terefleksi pada pergerakan yield. Pada pergerakan SUN, terlihat yield bertenor pendek bersamaan dengan tenor menengah dan panjang bergerak turun namun, masih berdekatan dengan pergerakan dengan pergerakan yield di hari sebelumnya. Sementara, pada laju obligasi korporasi terlihat adanya pergerakan positif.

Pergerakan yield untuk masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan yield -2,85 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -1,72 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -1,55 bps.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement