Selasa 17 Jan 2017 06:03 WIB

Kebijakan Ekonomi Trump Bayangi Perdagangan Indonesia 2017

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan surplus neraca perdagangan terjadi karena kinerja ekspor dan impor memang membaik.

"Saya belum bisa memberikan elaborasi, tapi mungkin saya lihat kinerja ekspor dan impor membaik pada Desember 2016, ekspor ada di kisaran 13,8 persen sedangkan impor ada di kisaran 12,8 persen," ujarnya kepada wartawan di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, (16/1).

Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 8,78 miliar dolar AS pada 2016, naik 1,11 miliar dolar AS dari surplus 2015 sebesar 7,65 miliar dolar AS. Namun untuk prospek 2017, Agus mengatakan perdagangan masih belum jelas. Indonesia, menurutnya, masih akan mencermati rencana presiden Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan ekonominya yang akan diumumkan pada 20 Januari.

"Kita tahu, secara umum ekonomi AS di semester kedua 2016 membaik. Sudah ada juga penjelasan kalau AS akan menaikkan Fed Fund Rate, nanti kita lihat bagaimana pengaruhnya di Indonesia," ujar Agus.

Meski begitu, menurutnya perekonomian Indonesia pada 2017 akan lebih baik dibandingkan 2016. Agus menambahkan, di antara kebanyakan negara di dunia perekonomian Indonesia pada 2016 lebih baik dibandingkan 2015. "Di 2017, kami harap perannya nanti tidak hanya di domestic demand, dan tidak hanya peran pemerintah tapi juga dari investasi swasta yang mulai jalan pada 2017," tuturnya. Agus berharap, target pertumbuhan ekonomi BI 2017 di kisaran 5 persen-5,4 persen dapat tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement