Selasa 13 Dec 2016 10:43 WIB

Rupiah Berpeluang Menguat Sepanjang Pekan Ini

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Petugas menyusun tumpukan uang rupiah. (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Petugas menyusun tumpukan uang rupiah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat 26 poin atau 0,2 persen pada awal pekan perdagangan, Selasa (13/12). Rupiah menguat di level Rp 13.305 per dolar AS dari penutupan perdagangan pekan lalu di Rp 13.331 per dolar AS.

Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menilai rupiah berpeluang menguat di sepanjang perdagangan minggu ini.

"Faktor eksternal akan mendominasi pergerakan rupiah di sepanjang minggu ini yang jika tanpa sesuatu yang mengejutkan dari the Fed, rupiah berpeluang menguat," ujar Rangga, Selasa (13/12).

Rangga menuturkan, rupiah masih stabil di perdagangan Jumat walaupun indeks dolar AS naik tajam setelah keputusan ECB dan menjelang rapat FOMC. Beberapa kurs di Asia juga justru menguat pada perdagangan Senin kemarin.

Menurutnya, realisasi tax amnesty periode II yang masih di bawah harapan kembali menjadi sumber sentimen negatif menjelang tutup tahun. Sebab, hal ini akan meminta defisit fiskal yang lebih lebar dan diperkirakan mendekati 3 persen terhadap PDB.

Sementara dari eksternal, fokus tertuju pada rapat FOMC. Setelah keputusan ECB yang memperpanjang tetapi memangkas besaran stimulusnya tengah minggu lalu, saat ini fokus langsung beralih ke rapat FOMC yang akan disimpulkan Kamis dini hari.

"Walaupun pasar global telah mengantisipasi kenaikan FFR target 25bps jauh-jauh hari, tendensi the Fed mengenai prospek 2017 juga akan memengaruhi pergerakan pasar," ujarnya.

Di sisi lain, harga minyak melanjutkan kenaikan tajamnya setelah produsen non-OPEC juga sepakat memangkas produksinya. Selain itu, data produksi industri dan penjualan ritel Cina yang diperkirakan membaik masih ditunggu pasar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement