Sabtu 03 Dec 2016 12:23 WIB

PLN Peroleh Pinjaman Proyek Pembangkit Rp 5,9 Triliun

Pembangkit listrik
Foto: Edwin/Republika
Pembangkit listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) memperoleh pinjaman proyek pembangunan pembangkit listrik berbahan gas senilai 435 juta dolar AS atau senilai Rp 5,9 triliun.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu mengatakan, pinjaman dengan skema export credit agency (ECA) itu berasal dari kreditur asal Kanada, Export Development Canada (EDC) dan Hungaria, Hungarian Export-Import Bank (HEXIM).

"Pinjaman ini akan mempercepat pembangunan pembangkit gas yang masuk program 35 ribu MW," katanya.

Penandatanganan pinjaman proyek dilakukan Sarwono dengan kedua lembaga keuangan asal Kanada dan Hungaria di Jakarta, Jumat (2/12).

Pinjaman akan digunakan membiayai delapan proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) bergerak atau mobile power plant (MPP) dengan total daya 500 MW.

Kedelapan proyek tersebut berlokasi di Lampung 4x25 MW, Pontianak 4x25 MW, Bangka 2x25 MW, Riau 3x25 MW, Belitung 25 MW, Ampenan 2x25 MW, Paya Pasir 3x25 MW, dan Nias 25 MW.

Menurut Sarwono, pinjaman berjangka selama 12 tahun itu tanpa jaminan pemerintah dengan tingkat suku bunga yang kompetitif dan tetap (fixed), sehingga meminimalkan risiko fluktuasi suku bunga.

"Skema ECA tanpa jaminan pemerintah ini merupakan salah satu alternatif pendanaan PLN selain obligasi, lembaga perbankan, ataupun lembaga kreditur baik bilateral maupun multilateral," ujarnya.

Ia juga menambahkan, pendanaan kedua kreditur untuk program 35 ribu MW tersebut merupakan bukti komitmen PLN menyediakan listrik bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement