Kamis 24 Nov 2016 15:43 WIB

Kurs Dolar AS Menguat, Jokowi Optimistis Produk Ekspor Makin Laris

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat ke-45. Kendati begitu, Presiden Joko Widodo tak pesimistis dengan kondisi tersebut.

Menurutnya, menguatnya nilai tukar dolar AS justru memberi peluang bagi produk-produk Indonesia untuk meningkatkan ekspor mereka ke pasar Amerika. "Kalau dolar makin kuat, barang impor bagi mereka akan terasa semakin murah," kata Presiden, dalam sebuah forum CEO di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (24/11).

Apalagi, kata Jokowi, Trump juga mewacanakan program tax amnesty karena diperkirakan perusahan-perusahaan Amerika menyimpan dana 2,5 triliun dolar AS di luar negeri. Artinya, jika program tersebut benar-benar dilakukan, akan semakin banyak arus uang yang masuk ke Negeri Paman Sam tersebut.

Dengan begitu, ekonomi Amerika akan makin menguat. Di situlah, kata Presiden, peluang Indonesia untuk menguatkan ekspor ke Amerika. "Kalau berkat stimulus tax amnesty itu ekonomi Amerika makin menguat, ya bersiap-siap lah untuk garap pasar ekspor Amerika. Entah tekstil, furniture, komoditas," ujarnya.

Presiden Jokowi juga sempat berkelakar mengenai rencana Amerika Serikat melaksanakan tax amnesty. Sebelum Donald Trump mewacanakan program tersebut, Indonesia sudah lebih dulu berhasil menjalankannya. Bahkan, pemerintah mengklaim tax amnesty di Indonesia salah satu yang paling sukses dalam sejarah dunia. "Kadang saya berpikir, kok tax amnesty, sepertinya meniru-niru kita," kata Jokowi.

Baca juga: Kurs Dolar AS Melonjak ke Tingkat Tertingginya dalam 14 Tahun

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement