Jumat 04 Oct 2019 08:00 WIB

Akhir Pekan, Laju IHSG Diprediksi Menguat

Penguatan laju IHSG didominasi pengaruh sentimen eksternal

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini diperkirakan akan menguat. Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG akan diperdagangkan di level 6.010-6.121.

Menurut Nico, penguatan ini didominasi pengaruh sentimen eksternal, mulai dari kesepakatan dagang Amerika Serikat dengan India, hingga potensi The Fed menurunkan suku bunga. "Amerika mulai terbuka terhadap kesepakatan perdagangan dengan India," kata Nico, Jumat (4/6).

Baca Juga

Ketegangan Amerika dan India sebetulnya sudah merupakan kisah yang lama dan itu terjadi dari tahun ini. Trump menuduh India memungut bea yang lebih tinggi atas impor Amerika, khususnya motor Harley Davidson.

Meskipun demikian, Amerika dan India tengah melakukan upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan, termasuk diantaranya dengan menarik beberapa sengketa yang sebelumnya telah diajukan kepada WTO.

Sebagai informasi, perdagangan kedua negara tersebut hampir mencapai  90 miliar dolar AS. Meredakan ketegangan perdagangan dapat membantu meningkatkan ekspor India yang mulai melambat yang disebabkan oleh jatuhnya konsumsi domestik.

Di sisi lain, data ekonomi Amerika mulai menunjukkan penurunan. Penurunan data ekonomi membuat tingkat probabilitas pemotongan tingkat suku bunga mengalami kenaikkan.

Sebelumnya potensi pemotongan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Oktober 2019 berkisar 30 – 35 persen. Namun, dengan adanya data yang keluar memberikan kenaikkan probabilitas dari pemotongan The Fed yang saat ini berada di 85 persen.

Sementara itu, sentimen dari domestik dipengaruhi oleh pernyataan Kementerian Perdagangan yang akan segera merevisi 18 beleid yang dianggap menghambat aktivitas ekspor dan impor di Indonesia. Selain merevisi beleid yang dianggap menghambat aktivitas ekspor dan impor, pemerintah juga tidak menutup kemungkinan akan mencabut beleid yang dinilai sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.

Sebelumnya, pada perdagangan Kamis (03/10) IHSG ditutup melemah 16 poin atau 0,28 persen ke level 6.038. Sektor industri keuangan dan agrikultur bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 795 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement