Senin 30 Sep 2019 10:15 WIB

Mengawali Pekan, Rupiah dan IHSG Melemah

Meredanya aksi demo menjadi sentimen yang positif bagi IHSG dan rupiah.

Karyawan menunjukan uang rupiah pecahan 100 ribu dan 50 ribu di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Karyawan menunjukan uang rupiah pecahan 100 ribu dan 50 ribu di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan dibuka melemah terbawa koreksi bursa saham regional Asia. IHSG Senin dibuka melemah 6,52 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.190,37.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,69 poin atau 0,17 persen menjadi 970,76. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan IHSG berpeluang melemah pada perdagangan saham hari ini.

Baca Juga

"Meredanya aksi demo di dalam negeri menjadi sentimen yang positif, tetapi ancaman aksi susulan masih menjadi perhatian pasar. Biarpun tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar, tetapi demo yang diikuti aksi tidak terpuji menimbulkan keluarnya dana asing dari pasar saham dan beralih ke SBN," ujar Hans Kwee di Jakarta, Senin (30/9).

Sementara nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada pagi ini, bergerak melemah 2 poin atau 0,02 persen. Rupiah melemah ke posisi Rp 14.175 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.173 per dolar AS.

Menurut Hans Kwee, pekan ini, sejumlah sentimen mungkin akan memengaruhi pasar, salah satunya sentimen perang dagang AS-China. Tensi perang dagang sempat mereda setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan AS-China yang sudah berlangsung 15 bulan bisa terjadi lebih cepat dari harapan.

Selain itu Amerika secara sementara membebaskan lebih dari 400 tipe dari produk-produk China yang terpukul oleh tarif impor senilai 250 miliar dolar AS selama tahun ini.

Isu perang dagang naik turun dan mempengaruhi pasar dimana sebelumnya Persiden AS Donald Trump di depan Majelis Umum PBB menuding China "menyalahgunakan" sistem perdagangan internasional. Pasar saham global khususnya Amerika sangat terpengaruh oleh isu perang dagang.

Trump mungkin akan berhati-hati dalam negosiasi perang dagang dan bersikap lebih keras dalam negosiasi perang dagang dengan China sehingga meningkatkan kemungkinan resesi global pada tahun depan.

Dari zona Euro perhatian masih tertuju pada Brexit dan suhu politik di negara tersebut. PM Inggris Boris Johnson menantang kubu oposisi Partai Buruh untuk menggulingkannya melalui mosi tidak percaya dan memicu pemilu dini.

Sebelumnya PM Boris Johnson menghadapi desakan untuk mengundurkan diri setelah keputusan Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa tindakannya menunda parlemen sebelum Brexit merupakan pelanggaran hukum.

Panasnya suhu politik Inggris menjelang keputusan Brexit dikawatirkan menghasilkan keputusan yang tidak optimal. Bila Inggris keluar zona Euro tanpa sebuah kesepakatan yang baik berpeluang memicu resesi di zona Euro.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 83,22 poin atau 0,38 persen ke 21.795,68, indeks Hang Seng melemah 28,14 poin atau 0,11 persen ke 25.926,67dan indeks Straits Times melemah 11 poin atau 0,35 persen ke posisi 3.114,63.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement