REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan infrastruktur menjadi fokus Cina Development Bank (CBD) untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Sarana transportasi , industri dan pembangkit listrik menjadi salah satu sektor yang akan mendapat pendanaan CBD.
"Kami sekarang siap mendukung pembangunan powerplant baru dan kereta cepat Jakarta-Bandung," kata Director General of Education and Training Department, CDB Headquarter Qi Lianbin di Jakarta, Rabu (23/11).
Pendanaan kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi salah satu prioritas pembangunan kerjasama Indonesia-Cina dalam bidang transportasi. Ini lantaran nota kesepahaman terkait proyek tersebut sudah ditandatangani.
Meski demikian, proses pembiayaan angkutan tersebut masih mengalami kendala. Negosiasi peminjaman dana dari CBD masih terus dilakukan para pengembang transportasi kereta cepat Perusahaan patungan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Nilai investasi proyek kereta cepat itu sekitar 5,13 miliar dolar AS atau setara Rp 70,8 triliun. Dana investasi itu akan dipenuhi dari setoran modal sebesar 25 persen dari pemegang saham KCIC dan sisanya, sekitar 75 persen akan dibiayai dari pinjaman perbankan.
Sementara, CBD mengaku bersedia kembali meminjamkan dana bagi Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur. Ini, Qi Lianbin mengatakan, lantaran masih banyak infrastruktur yang bisa dikembangkan di Indonesia.
Sementara, kemitraan CBD dan Indonesia sudah menyebar pada sektor pendanaan pembangunan infrastruktur. Selama itu juga CBD sudah mengucurkan dana sekitar 11,4 juta dolar AS.
"CDB sudah kerja sama di 57 proyek di Indonesia dengan besar pinjaman mencapai 11,4 juta dolar AS," kata Qi Lianbin.