Kamis 17 Nov 2016 02:03 WIB

Surplus Neraca Perdagangan Bisa Digenjot Lewat Pembangunan Infrastruktur

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Pembangunan proyek infrastruktur turut mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pembangunan proyek infrastruktur turut mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surplus neraca perdagangan pada Oktober 2016 turun dibandingkan bulan sebelumnya dari 1,27 miliar dolar AS menjadi sebesar 1,21 miliar dolar AS. Surplus yang lebih rendah itu dipengaruhi oleh menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas, meskipun pada saat yang sama defisit neraca perdagangan migas juga menurun.

Ekonom Kenta Institute Eric Sugandi mengatakan, ke depannya neraca perdagangan masih bisa surplus, walau kecenderungannya surplusnya bisa menurun. "Surplus neraca perdagangan nonmigas cenderung turun karena melemahnya demand dari negara-negara tujuan ekspor nonmigas seperti Uni Eropa," ujar Eric Sugandi pada Republika, Rabu (16/11).

Sementara impor nonmigas ia nilai bisa naik pada tahun depan jika pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur. Selain itu, impor nonmigas juga bisa naik apabila swasta mulai menambah investasi. "Sementara surplus neraca migas bisa sedikit naik jika harga komoditas energi berangsur naik," katanya.

Neraca perdagangan nonmigas pada Oktober 2016 mencatat surplus sebesar 1,71 miliar dolar AS, turun 0,26 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,97 miliar AS. Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas (4,27 persen mtm) yang melebihi peningkatan ekspor nonmigas (1,22 persen mtm).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement