REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pertamina (Persero) meresmikan instalasi anjungan lepas pantai PHE-24. Instalasi tersebut bagian dari lapangan terintegrasi tahap pertama (Proyek EPCI-1) di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas.
Pembangunan proyek EPCI-1, saat ini sedang memulai instalasi anjungan lepas pantai PHE-12 dan PHE-24 di wilayah kerja West Madura Offshore. Dua fasilitas produksi tersebut akan ditambatkan sekitar 55-70 meter di atas permukaan laut.
Fasilitas produksi migas lapangan terintegrasi ini akan dilengkapi dengan Central Processing Platform 2 (CPP2). Fasilitas CPP2 akan memulai perjalanan dari lokasi fabrikasi di Cilegon, Banten pada pertengahan Oktober ini. Ketiga fasilitas ini diharapkan dapat selesai terpasang di lepas pantai paling lambat akhir November mendatang.
“Pengembangan lapangan terintegrasi ini merupakan bagian dari usaha Pertamina untuk meningkatkan kontribusi hingga 40 persen pada produksi minyak nasional pada tahun 2019. Saat ini Pertamina baru berkontribusi sekitar 23 persen dari total produksi minyak nasional sebesar 830.000 barel per hari,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Rabu (12/10).
Ia memberikan apresiasi kepada PHE WMO dimana dalam pembangunan proyek terintergarsi Anjungan PHE-24, PHE-12 dan CPP-2 ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 60 persen dan mendapat penghargaan dari Dirjen Migas Kementerian ESDM. Selain untuk meningkatkan kembali produksi, pengembangan lapangan terintegrasi ini sangat penting dalam menunjukkan keandalan Pertamina mengelola lapangan lepas pantai.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi R Gunung Sardjono Hadi menegaskan, untuk melengkapi fasilitas produksi tersebut juga telah dimulai penggelaran pipa bawah laut. Secara keseluruhan dengan panjangnya sekitar 19,5 kilometer, untuk menyalurkan produksi minyak dan gas bumi dari lapangan PHE-12 dan PHE-24 (terintegrasi). Semua kegiatan EPCI-1 diharapkan tuntas pada Februari 2017.
“Sesuai target SKK Migas, lapangan terintegrasi ini pada bulan Februari 2017 sudah bisa mengalirkan minyak bumi sekitar 1.000 BOPD dan mencapai puncaknya 2.900 BOPD pada Mei 2017. Dari sumur gas bumi diharapkan berproduksi 10 MMSCFD mulai Juni 2017 dan mencapai puncaknya 14,1 MMSCFD pada Juli 2017,” ujar Gunung.
Sebagai bagian dari usaha Pertamina dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional, lapangan terintegrasi akan dilanjutkan dengan pembangunan proyek EPCI-2 yang meliputi pembangunan anjungan PHE-48 dan PHE-7 yang akan dimulai awal 2018.